Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Gibran Maju Pilkada Solo, Bukan Pilihan PDI-P Solo hingga Anjuran Ganjar

Kompas.com - 16/10/2019, 08:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

Salah satu peluang Gibran untuk maju menjadi calon wali kota adalah melalui jalur independen.

Apabila jalur ini ditempuh, konsekuensinya adalah nama Gibran bakal dicoret dari keanggotaan PDI-P Kota Surakarta.

"Mas Gibran sudah menyatakan masuk menjadi keluarga besar PDI-P dan akan taat dan patuh kepada keputusan partai. Kalau mau maju independen, berarti tidak menghargai statement diri sendiri," ungkap Ketua DPC PDI-P Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo.

Baca juga: Curi Uang Atasannya Rp 100 Juta, Ajudan Kapolres Ditangkap

3. Komentar Ganjar soal keinginan Gibran maju pilkada

Menurut Ganjar, jika ingin maju Pilwalkot Surakarta, Gibran harus mempersiapkan diri supaya lebih matang menggeluti aktivitas politik.

"Perlu mempersiapkan diri kalau ingin nyemplung di politik. Misalnya mencari pengalaman dengan jadi pengurus atau magang, bisa juga jadi aktivis politik akan jauh lebih baik," kata Ganjar.

Sebab, lanjut Ganjar, peluangnya menjadi pejabat publik terbuka lebar. Namun, untuk masuk di jabatan tertentu memang dibutuhkan ilmu pengetahuan khusus dan memerlukan penyesuaian.

"Kalau mau masuk ke jabatan tertentu memang harus punya background ilmu khusus. Jadi rasanya butuh waktu untuk menyesuaikan," kata Ganjar.

Baca juga: Ini Komentar Ganjar Soal Gibran Maju Pilwakot Solo 2020

4. Pendukung siap dukung Gibran tempuh jalur independen

Dewan Penasihat DPD PSI Kota Surakarta Antonius Yogo Prabowo di Solo, Jawa Tengah, Senin (30/9/2019).KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Dewan Penasihat DPD PSI Kota Surakarta Antonius Yogo Prabowo di Solo, Jawa Tengah, Senin (30/9/2019).

Yogo yang juga menjabat sebagai Dewan Penasihat DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Solo mengatakan, PSI siap mendukung Gibran jika harus melalui jalur independen.

PSI, kata dia, sudah melakukan upaya penggalangan dukungan untuk Gibran dengan mengumpulkan 40.000 kartu tanda penduduk (KTP).

Dia menyebut, alasan mengumpulkan 40.000 KTP karena syarat maju calon wali kota jalur independen sekitar 36.000 suara.

"Kami mengambil 40.000 KTP supaya ketika nanti diverifikasi KTP tersebut bermasalah atau tidak terverifikasi, kami masih aman. Jadi, ada cadangan kalau ada KTP yang tidak terverifikasi," katanya.

Baca juga: Nasir Nekat Bongkar Makam dan Bawa Pulang Jasad Ibu, Ini yang Dialaminya

(Penulis: Kontributor Solo, Labib Zamani dan Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor: Robertus Belarminus dan Aprillia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com