MAUMERE, KOMPAS.com - Nenek Paulina Poing (79), warga Dusun Gehak Reta, Desa Koting D, Kecamatan Koting, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur, puluhan tahun hidup di gubuk tua yang sudah reyot seorang diri.
Nenek Paulina diketahui memang hidup selibat atau membujang. Ia memilih tidak bersuami sejak usia muda hingga hari tuanya.
Yah, hidup membujang tidak selalu manis. Tatkala di usia senja, tidak pasti bisa hidup bersama keluarga dan mendapat perhatian dan kasih sayang seutuhnya dari orang-orang terdekat.
Itulah yang dialami Nenek Paulina. Di usianya yang sudah renta, di gubuk tuanya yang sudah reyot, ia hidup menyendiri.
Baca juga: Mari Bantu Keluarga Sapri yang Tinggal di Gubuk Mirip Kandang Ayam dan Tak Mampu Sekolahkan Anaknya
Di usia senja itu, ia tetap harus bekerja dengan memungut buah kelapa yang jatuh di halaman rumahnya.
Buah kelapa tersebut yang kemudian dijual kepada warga sekitar yang membutuhkan.
Dari situlah ia bisa membeli beras dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
"Setiap hari saya jual kelapa untuk beli beras dan minyak goreng. Kalau kelapa tidak laku, kadang saya tidak makan," tutur nenek Paulina kepada sejumlah awak media, Selasa (15/10/2019).
"Kadang ada tetangga dan keluarga yang kasih beras. Kalau tidak, tahan saja rasa laparnya," kata Nenek Paulina.
Nenek Paulina mengaku, dirinya memilih tinggal di gubuk tua dan reyot itu karena sudah betah.
Baca juga: Kisah Tobias dan 9 Anaknya, Tinggal di Gubuk Reyot, Jual Jamur untuk Bertahan Hidup