Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usulan Pembentukan Provinsi Surakarta Dapat Penolakan, Ini Kata Bupati Karanganyar

Kompas.com - 15/10/2019, 15:25 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

KARANGANYAR, KOMPAS.com - Pembentukan Provinsi Surakarta yang diusulkan Bupati Karanganyar Juliyatmono mendapat penolakan dari beberapa kepala daerah di eks Karesidenan Surakarta, termasuk Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

Pembentukan provinsi baru tersebut dinilai tidak relevan lantaran belum ada kebutuhan yang mendesak bagi Solo Raya untuk memisahkan diri dari Jateng.

Menanggapi hal itu, Bupati Juliyatmono mengatakan bahwa usulannya tersebut tidak bisa langsung diterapkan begitu saja. Butuh kajian yang komprehensif.

"Jangan buru-buru. Dan ini perlu dikaji. Responnya semakin hari semakin baik dari berbagai pihak," kata Juliyatmono ditemui di Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (15/10/2019).

Baca juga: Bupati Sragen Sebut Usulan Eks Keresidenan Surakarta Jadi Provinsi Baru Hanya Buang-buang Duit

Menurutnya gagasan tersebut harus diseriusi dan ada kajian. Baik dari kajian akademik, pengusaha, budaya, sosial, politik, ekonomi, luas wilayah, kepadatan penduduk dan lain sebagainya.

"Saya ikuti di beberapa media sosial beberapa bupati sudah merespon dengan sangat baik. Memang jantungnya Jawa Tengah ada di sini," terangnya.

Juliyatmono menyatakan tidak ada yang dirugikan dengan gagasannya tersebut. Justru semua diuntungkan. Sebab pembuatan provinsi baru untuk kesejahteraan masyarakat.

Kalau percepatan mencapai kesejahteraan masyarakat yang dilakukan oleh semua pihak, maka Indonesia akan menjadi negara terbesar keempat dunia tahun 2050.

"Dan pasti itu membutuhkan kelincahan untuk menyiapkan bonus demografi. Anak-anak muda potensial yang hebat ini harus diberi harapan. Tentu dengan mempercepat akses apapun," tuturnya.

Meski ada yang menyatakan pembentukan provinsi baru pemborosan anggaran negara, Juliyatmono mengatakan itu adalah bentuk dukungan.

"Pada saatnya juga akan menyumbangkan pemikiran. Pemikiran tidak setuju atau belum waktunya. Pemikiran pemborosan, itu perlu kajian," katanya.

Baca juga: Komentar Ganjar Soal Pemekaran Wilayah Soloraya Jadi Provinsi Baru

Diberitakan sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan komentar terkait wacana yang digulirkan Bupati Karanganyar, Juliyatmono, terkait pemekaran wilayah Soloraya menjadi provinsi baru.

Dikabarkan, Juliyatmono saat ini memang tengah gencar melempar wacana kabupaten/kota yang berada di wilayah eks-Keresidenan Surakarta, seperti Karanganyar, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, Boyolali, Klaten, dan Kota Solo, untuk menjadi provinsi baru.

Ia bahkan mengusulkan agar tiga kabupaten di Jawa Timur (Jatim) yang berada di pinggiran, yakni Ngawi, Magetan, dan Madiun, masuk dalam provinsi baru itu.

Terkait pemekaran wilayah Solo Raya tersebut, Ganjar Pranowo menilai hal tersebut tidak relevan lantaran belum ada kebutuhan yang mendesak bagi Soloraya untuk memisahkan diri dari Jateng.

"Saya agak terkejut sih dengan isu pemekaran ini karena tidak ada cerita apa-apa, tahu-tahu ada isu itu. Saya juga belum mengetahui urgensinya apa. Kemudian belum dimunculkan targetnya apa," ujar Ganjar kepada Kompas.com,  Selasa (8/10/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com