Selain mendirikan rumah singgah, Pemprov Sumsel juga menyediakan layanan medis darurat melalui call center 119.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumsel Nasrun Umar mengatakan, di dalam rumah singgah tersebut sejumlah peralatan medis serta oksigen telah disiapkan.
Warga yang merasakan adanya keluhan akibat terpapar kabut asap diharapkan bisa mengecek kesehatan di rumah singgah.
"Ada air dan masker gratis yang disiapkan untuk warga. Jika ada penumpang yang sesak napas mendadak sebelum berangkat ke Bandara, bisa lebih dulu melakukan cek kesehatan," katanya.
Baca juga: Kabut Asap Ekstrem, Pemprov Sumsel Dirikan Rumah Singgah
Kabut asap yang melanda Kota Palembang, mulai dikeluhkan warga, salah satunya Ami (43) warga gandus mengatakan, kabut asap yang terjadi hari (senin) ini merupakan yang terparah.
Diakui Ami, kondisi ini pernah dirasakannya pada 2015 lalu ketika kabut asap pekat menyelimuti Kota Palembang.
"Sebetulnya kami sudah merasakan satu bulan lebih kabut asap. Tapi hari ini terparah, abu kebakaran itu sampai masuk ke rumah. Anak saya juga merasakan sesak napas," kata Ami, kepada Kompas.com, Senin.
Hal senada dikatakan Ruasna Risi (55) warga Kecamatan Kemuning, Palembang yang mengatakan, ketika menjelang subuh, kabut asap terlihat sangat begitu pekat.
Kondisi ini, menurutnya, sangat parah dibandingkan beberapa waktu lalu.
"Sampai abunya diteras banyak. Napas benar-benar susah kalau di luar rumah. Kemarin tidak separah ini," katanya.
Ia pun berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk segera mengatasi kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan tersebut.
"Kami juga ingin udara sehat, sudah lebih sebulan asap di Palembang ini," keluhnya.
Baca juga: Keluhan Warga Palembang soal Kabut Asap: Dada Sesak, Abu Sampai Masuk Rumah
Sumber: KOMPAS.com (Aji YK Putra)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.