Menurut Sutrisno, RS disarankan untuk tetap bersekolah melanjutkan studi di SDN 2 Wirosari.
Meski demikian, kata dia, pemerintah tetap akan memfasilitasi jika RS ingin pindah ke sekolah lain.
"Kan sebentar lagi ujian akhir, jadi kami sarankan tetap di SDN 2 Wirosari," kata Sutrisno.
"Tapi kalau mau pindah pemerintah akan memfasilitasi. Pak Sekda Grobogan sudah meminta Dinas Pendidikan untuk memfasilitasi."
Setelah beberapa jam diperiksa oleh dokter bidang psikiater, RS yang ditemani kedua orangtuanya kemudian diantar kembali ke kantor Swatantra DP3AKB Kabupaten Grobogan.
Tak seperti sebelumnya, RS yang semula lebih memilih pasif, membisu, menutup diri di rumah, kini menjadi sedikit aktif.
Meski pelit berbicara, senyum sumringah RS nampak jelas terlihat dari wajahnya yang polos itu.
Baca juga: Bertahun-tahun, Pelajar SD di Tasikmalaya Ini Belajar Sambil Lesehan
"Iya saya mau sekolah lagi. Mau umrahkan ibu kalau besar nanti. Sayang sama ibu," tutur RS singkat.
Meski malu-malu, RS yang di duduk di samping kedua orangtuanya di ruang tunggu kantor Swatantra DP3AKB Kabupaten Grobogan itu berupaya tegar.
Sesekali ia melempar senyum kepada siapapun yang mendukungnya untuk kembali bersekolah.
"Enggak usah takut dik," kata seorang pegawai DP3AKB Kabupaten Grobogan yang ikut menerima kedatangan RS beserta kedua orangtuanya.
"Segera sekolah ya dik, biar nanti jadi orang yang membanggakan bagi orang tua. Kan katanya mau umrahkan ibunya, jadi harus sekolah."
RS pun tak menjawab secara lisan, ia hanya merespons melalui bahasa tubuh dengan tersenyum serta mengangguk berkali-kali.
Baca juga: Kakak Hamili Adik Kandung, Berawal dari Curhat soal Bullying hingga Merasa Nyaman
Orang tua RS, Kasnawi (54) dan Masrikah (49) mengaku senang dengan upaya gayung bersambut dari pemerintah tersebut.
Mereka hanya berharap putra bungsu dari lima bersaudara itu bisa segera pulih kesehatan mentalnya.
"Sedih melihat kondisi anak kami usai dibully. Semoga anak kami bisa kembali seperti semula. Aktif bersekolah dan mengaji. Alhamdulillah ada perhatian dari pemerintah," tutur Masrikah.
Sementara Kasnawi berharap semua pihak terkait sudi memberikan dukungan mental terhadap RS. Sehingga, kesehatan mental RS bisa sembuh total.
Akibat trauma yang dialami RS, Kasnawi yang khawatir kemudian memutuskan untuk lebih banyak meluangkan waktu di rumah mendampingi RS.
"Semoga saja anak saya cepat sembuh mentalnya, biar saya bisa bekerja menjadi buruh bangunan, mencari uang ke luar kota," pungkasnya.
Baca juga: Hendi: Tekan Kasus Bullying, Sekolah Harus Jadi Rumah Kedua Bagi Siswa
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.