Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswi SMAN 1 Ungaran Manfaatkan Puntung Rokok Jadi Listrik

Kompas.com - 14/10/2019, 16:40 WIB
Dian Ade Permana,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi


UNGARAN, KOMPAS.com - Puntung rokok selama ini menjadi limbah yang tak berguna.

Setelah rokok habis dihisap, puntungnya langsung dibuang.

Padahal dalam setiap puntung rokok, terdapat zat berbahaya yang bisa membunuh 5 ikan kecil dan mencemari 200 liter air.

Selain itu, filter rokok juga sulit terurai.

Namun, berkat tiga siswi SMA Negeri 1 Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, puntung rokok dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang berguna.

Baca juga: Demo Mahasiswa Menolak Digelarnya World Tobacco Asia di Surabaya

Ketiga siswi tersebut yaitu, Dheana Zahrani Nareswari, Nafisah Amalia, dan Yumna Dzakirah.

Dibantu oleh guru pembimbing, Hari Murti HP, ketiga siswi memanfaatkan limbah rokok tersebut sebagai energi alternatif.

Puntung rokok tersebut menjadi salah satu bahan utama untuk menyimpan energi panas yang selanjutnya disalurkan menjadi listrik.

Nafisah menceritakan proses pembuatan alat tersebut.

Pertama, lapisan bawah terdiri dari semen, karbon armorf, bubuk plastik, dan lapisan seng.

Pembatas bahan ini adalah cermin.

"Selanjutnya adalah lapisan puntung rokok yang berfungsi untuk menyerap panas dari lapisan atas yang terkena sinar matahari," kata Nafisah, Senin (14/10/2019).

Baca juga: Video Saat Karaoke di Ruang Kerja Viral, Ini Tanggapan Bupati Malang

Sementara itu, untuk lapisan paling atas adalah semen dan karbon armorf.

"Semen sebagai bahan utama, karena akan diaplikasikan ke tembok. Sementara karbon armorf sebagai pengganti pasir dan bahan yang lebih menyerap panas daripada tembok biasanya," ujar Nafisah.

Biaya untuk pembuatan prototipe ini tak lebih dari Rp 200.000.

Dari percobaan yang dilakukan, untuk tembok seberat 8 kilogram bisa mengalirkan listrik 0,8 volt.

"Tembok ini dijemur dulu untuk menyerap panas, waktu paling baik antara pukul 10.00 hingga 13.00, karena suhu sedang panas-panasnya," kata Nafisah.

Setelah panas terserap, selanjutnya bisa disalurkan.

"Suhu semakin tinggi, semakin tinggi pula tegangan listrik yang dihasilkan," kata Yumna.

Sementara itu, Hari Murti mengatakan, pembuatan alat tersebut memakan waktu sekira 10 bulan.

Awalnya mereka membuat alat radar untuk mendeteksi kebakaran hutan.

"Namun prosesnya sangat rumit, padahal waktu lomba untuk seleksi yang diselenggarakan di Bandung sudah mepet. Akhirnya diubah melakukan penelitian berbahan puntung rokok ini," kata Murti.

Berkat kreativitas tersebut, ketiga siswi SMAN 1 Ungaran itu akan berangkat ke Korea Selatan.

Mereka akan mewakili Indonesia dalam ajang International Science Festival Korea yang dihelat pada 17-22 Oktober 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com