Dari percobaan yang dilakukan, untuk tembok seberat 8 kilogram bisa mengalirkan listrik 0,8 volt.
"Tembok ini dijemur dulu untuk menyerap panas, waktu paling baik antara pukul 10.00 hingga 13.00, karena suhu sedang panas-panasnya," kata Nafisah.
Setelah panas terserap, selanjutnya bisa disalurkan.
"Suhu semakin tinggi, semakin tinggi pula tegangan listrik yang dihasilkan," kata Yumna.
Sementara itu, Hari Murti mengatakan, pembuatan alat tersebut memakan waktu sekira 10 bulan.
Awalnya mereka membuat alat radar untuk mendeteksi kebakaran hutan.
"Namun prosesnya sangat rumit, padahal waktu lomba untuk seleksi yang diselenggarakan di Bandung sudah mepet. Akhirnya diubah melakukan penelitian berbahan puntung rokok ini," kata Murti.
Berkat kreativitas tersebut, ketiga siswi SMAN 1 Ungaran itu akan berangkat ke Korea Selatan.
Mereka akan mewakili Indonesia dalam ajang International Science Festival Korea yang dihelat pada 17-22 Oktober 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.