Akibatnya banyak pengungsi tidak lagi mendatangi rumah sakit tersebut untuk berobat.
“Sekarang semua tidak gratis lagi, walaupun kita pengungsi, hidup di tenda darurat kita tetap bayar kalau mau berobat,” kata salah satu pengungsi, Levi Nahumarury kepada Kompas.com di lokasi pengungsian, Minggu (13/10/2019).
Baca juga: Berobat ke Rumah Sakit Darurat Disuruh Bayar, Pengungsi Gempa: Rumah Sakit Ingin Kami Mati
Kepala Bidang Pelayanan dan Perawatan di Rumah Sakit Darurat dr Ishak Umarela, Hasnawati Rasyid mengaku jika rumah sakit darurat yang berada di lokasi pengungsian Desa Tulehu itu telah resmi memberlakukan kartu BPJS bagi para pasien.
“Kalau pasien BPJS harus ada rujukan dari Puskesmas, jadi sudah berlaku BPJS jadi mereka (pengungsi) sudah malas turun ke sini,” ujarnya, Sabtu.
Dengan pemberlakukan kartu BPJS tersebut maka dengan demikian para pengungsi yang tidak memiliki kartu tersebut terpaksa harus mengeluarkan biaya perobatan meski mereka saat ini sedang dalam musibah dan tinggal di lokasi pengungsian.
“Sebab BPJS tuntut untuk jalankan bayar BPJS setelah masa tanggap darurat selesai kemarin, jadi kita mau bagaimana lagi,” jelasnya.
Baca juga: Trauma Gempa Ambon, Warga Memilih Dirawat di Halaman Rumah Sakit
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Meykal Ponto meminta para pengungsi korban gempa di Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, yang ingin berobat atau sekedar memeriksakan kesehatannya, sebaiknya ke posko kesehatan yang ada di lokasi tersebut.
Meykal mengatakan, di lokasi-lokasi pengungsian di Kecamatan Salahutu telah dibangun posko kesehatan.
“Kalau cuma panas batuk biasa atau demam kenapa tidak datang ke posko kesehatan saja. Kalau di posko-posko kan tidak bayar,” kata Meykal kepada Kompas.com saat dihubungi, Minggu (13/10/2019) malam.
Dia mengakui, rumah sakit darurat sempat memberikan pelayanan kesehatan secara gratis kepada ribuan pengungsi di desa tersebut.
Namun, sejak masa tanggap darurat selesai empat hari lalu, rumah sakit menerapkan tarif pasien umum.
Meykal menyampaikan, Pemprov Maluku telah menanggung pengobatan para korban luka-luka karena gempa secara gratis di sejumlah rumah sakit.