Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iseng, Pria Ini Ukir Batu Jadi Patung di Sepanjang Sungai yang Mengering

Kompas.com - 14/10/2019, 10:56 WIB
Tresno Setiadi,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

BREBES, KOMPAS.com - Musim kemarau panjang dimanfaatkan Komarudin (39), warga Desa Rengaspendawa, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, untuk menyalurkan hobinya mengukir batu menjadi patung di bantaran Sungai Pemali yang mengering.

Dalam beberapa hari terakhir, setiap sore, Komarudin bersama kakaknya, Arif, mendatangi sungai di desanya tepatnya di bawah jembatan yang berbatasan dengan Desa Wanacala, Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes.

Beberapa batu besar diukir menjadi bermacam bentuk.

Di antaranya seperti buaya, ular, putri duyung, tengkorak kepala manusia, hingga tulisan prasasti "Pemali", dan lainnya.

Baca juga: Kisah Anwar, Merintis Usaha Gula Semut Sejak SMA, Kini Miliki Omzet Ratusan Juta Per Bulan

Hal itu menarik minat warga sekitar untuk melihat dan mengabadikannya.

Komarudin mengaku, kegiatan yang sudah dilakukan sejak 10 hari terakhir itu hanya iseng.

Ia melihat batu-batu besar di dasar sungai yang surut karena kemarau panjang.

Berbekal alat seadanya, ia mengukir batu setiap sore menjelang malam.

"Ukiran-ukiran patung ini hanya iseng-iseng. Bersama kakak dikerjakan saat sore sampai malam hari," ungkap Komarudin, saat dihubungi, Minggu (13/10/2019).

Musim kemarau tahun ini memang cukup panjang. Hal itu dimanfaatkan Komarudin untuk membuat patung ular sepanjang 8 meter.

Komarudin mengemukakan, di sekitar lokasi memang dikenal dengan kesan mistis. Namun, dengan mengukir patung-patung di lokasi itu, tak bermaksud menambah kesan mistis.

Baca juga: Cerita Rio dan Karin, Menikah dengan Biaya Rp 5,6 Juta, Mahar Sport Bra, Cincin Kawin dari Meteorit

Komarudin berharap keisengannya ini bisa menjadi kenang-kenangan dari dirinya untuk warga sekitar.

Ia juga berharap, ketika nanti kembali musim kemarau, ukiranya tersebut masih ada, atau tidak rusak saat debit air meningkat di musim hujan.

"Saat kembali musim hujan, bisa jadi rusak atau hilang. Namun, jika masih ada bisa jadi kenang-kenangan untuk masa mendatang," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com