Termasuk ketika manggung di Cangkring. Seperti yang sudah-sudah, ia kembali membawakan 7 lagu sepanjang lebih 1 jam.
Sobat Ambyar benar-benar terbawa suasana, karena lagu seperti Kalung Emas, Pamer Bojo, Banyu Langit, Layang Kangen, Sewu Kutho dan Stasiun Balapan.
Padahal, aksi Didi sejatinya tidak heboh, tidak begitu atraktif, meski tidak kaku.
Didi tampil dalam balutan resmi serba hitam. Ada manik-manik keperakan di bahu kanan.
Ia menyanyi tanpa jingkrak, tanpa goyang pinggul ataulah joget heboh. Ia lebih banyak memainkan ujung jari, sesekali terlihat seperti menahan diri untuk bergoyang.
Baca juga: Bersama Didi Kempot, Patah Hati Layak Dijogeti
Aksi panggung Didi memang khas di Cangkring. Ia lebih banyak memasukkan tangan ke saku celana sementara tangan lain bergantian memegang mikropon.
Sesekali tangan terentang memberi aba-aba ke penonton.
Sekalipun tanpa aksi panggung heboh, penikmat lagu-lagu Didi malah semakin menggila. Ribuan orang menonton konser ini. Tribun di Barat stadion pun bahkan penuh terisi.
Mereka ikut menyanyi dan joget sepanjang Didi menyanyi.
Lagi-lagi lantaran terbawa suasana lirik lagu-lagu patah hati.
"Masook. Yo Dilarakke ati emang ra enak (hati disakiti memang tidak enak). Emang ra enak. Yo dipenak-penake wae (dienakkan saja). Jar ke wae. Jar ke waee (biarkan saja) .. Ambyar," kata Didi di panggung.
Baca juga: Kembalinya Raja Campursari Didi Kempot, Musisi Jalanan The Godfather of Broken Heart
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.