Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebanyak 17 Gempa Susulan Guncang Maluku Sepanjang Sabtu

Kompas.com - 12/10/2019, 21:24 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Gempa susulan di Pulau Ambon dan sekitarnya masih terus terjadi hingga Sabtu (12/10/2019).

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ambon mencatat sepanjang hari ini tercatat sebanyak 17 kali gempa bumi susulan mengguncang Pulau Ambon dan sekitarnya.

“Untuk hari ini pukul 22.00 WIT ada 17 kali gempa susulan yang mengguncang Pulau Ambon dan sekitarnya,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Ambon, Andi Azhar Rusdin kepada Kompas.com, Sabtu malam.

Dia menerangkan dari 17 kali gempa susulan yang terjadi itu, dua diantaranya dirasakan getarannya oleh warga di Pulau Ambon dan sekitarnya.

Kedua gempa susulan yang dirasakan itu bermagnitudo 3,7 yang berpusat di bagian selatan Kairatu, Seram Bagian Barat dan magnitudo 3,0 yang berpusat di timur laut Ambon.

“Dua kali gempa yang dirasakan oleh masyarakat,” katanya.

Baca juga: Berobat ke Rumah Sakit Darurat, Pengungsi Korban Gempa Maluku Harus Membayar

Menurut Andi gempa susulan yang terjadi relative menunjukan adanya trend penurunan jika dibandingkan dengan gempa susulan yang terjadi sejak hari-hari pertama setelah gempa berkekuatan 6,8 magnitudo mengguncang Ambon dan sekitarnya pada kamis pekan lalu.

“Frekuensinya sudah menurun saat ini, kalau hari-hari pertama itu jumlahnya banyak sekali,”ujarnya.

Dengan tambahan 17 gempa susulan yang terjadi pada hari ini maka jumlah total gempa susulan yang terjadi sejak 26 September telah mencapai 1442 kali gempa. Dari jumlah itu, sebanyak 171 gempa susulan ikut dirasakan getarannya oleh masyarakat.

Sebelumnya Andi menjelaskan gempa susulan yang masih terus terjadi di Maluku hingga saat ini merupakan peristiwa yang normal.   

Menurutnya dalam setiap peristiwa gempa kuat, akan terjadi deformasi atau pergeseran blok batuan di kerak bumi dengan sangat luas. Dari pergeseran batuan itu terjadilah ketidaksetimbangan atau ketidakstabilan di zona tersebut.

“Sehingga muncul gaya-gaya tektonik untuk mencari kesetimbangan menuju kondisi stabil di sekitar pusat gempa utama yang dimanefistasikan sebagi gempa susulan,” katanya.

Baca juga: Bocah Penderita Gizi Buruk Meninggal Dunia di Tenda Pengungsian Korban Gempa Maluku

Penjelasan soal gempa susulan

Dia menjelaskan, lazimnya gempa kuat dengan magnitudo di atas 6,0 akan disertai aktivitas gempa susulan.

Semakin besar magnitudo gempa, maka potensi gempa susulannya semakin banyak, apalagi jika ditunjang dengan kondisi batuan di wilayah tersebut yang rapuh.

“Gempa susulan masih akan berpotensi terjadi dalam beberapa hari kedepan sehingga kami mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan jangan panik apabila terjadi gempa susulan,” ucapnya.

Dia pun mengimbau kepada warga jika terjadi gempa susulan agar dapat melakukan evakuasi mandiri. 

Jika saat gempa  terjadi warga sedang berada di dalam gedung sebaiknya dapat mencari perlindungan di bawah meja atau kursi yang kuat dan setelah itu barulah keluar setelah getaran gempa berakhir.

“Yang terakhir tak henti-hentinya kami mengimbau kepada  masyarakat agar tidak mudah terpancing dengan isu-isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan, pastikan informasi resmi  soal gempa bersumber dari BMKG,” pintanya. 

Baca juga: Gempa Susulan di Ambon Terus Terjadi, Warga Gelar Doa Bersama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com