Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Remaja 16 Tahun yang Lumpuh sejak Lahir, Terbaring Bermimpi Kursi Roda

Kompas.com - 12/10/2019, 12:30 WIB
Nansianus Taris,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BORONG, KOMPAS.com - Ristan Akut, seorang anak berusia 16 tahun asal Desa Rana Kolong, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) menderita lumpuh sejak lahir.

Ristan Akut adalah anak sulung dari 8 bersaudara.

Ia lahir pada 2003, dari pasangan suami istri Tobias Akut dan Yani Lusia Ndelos.

Selama 16 tahun berlalu, Ristan tidak bisa beraktivitas apa-apa.

Ia hanya bisa terbaring di tenda tidur dan di halaman rumah.

Untuk buang air besar dan kecil, Ristan harus digotong orangtuanya.

Begitu pula saat ia hendak mandi dan membersihkan tubuhnya. 

"Anak saya ini lumpuh sejak lahir memang. Ia adalah anak sulung kami," ujar Ayah Ristan, Tobias Akut, kepada Kompas.com, Kamis (10/10/2019).

Baca juga: Kisah Tobias dan 9 Anaknya, Tinggal di Gubuk Reyot, Jual Jamur untuk Bertahan Hidup

Sang ayah menuturkan, sejak lahir anaknya menderita sakit lumpuh.

Ia dan istri berniat membawanya ke rumah sakit untuk dirawat. Tetapi semuanya terkendala biaya.

Akibatnya, selama 16 tahun berlalu, Ristan hanya bisa berbaring dan bersandar di tempat tidur.

Ristan sama sekali tak bisa melakukan pekerjaan apapun.

"Niat mau bawa ke dokter memang ada. Tetapi, itu tadi. Kami ini mau beli beras saja susah. Apalagi mau obati dia ke dokter. Kami hanya bisa pasrah dengan kondisi Ristan," ujar Tobias.

Tobias menceritakan, terkadang Ristan hanya tinggal seorang diri di rumah. 

Hal itu terjadi saat Ayah dan Ibu serta adik-adiknya pergi ke hutan untuk mencari kayu.

Hal yang membuat sedih, apabila anaknya itu hendak membuang air, Ristan terpaksa keluar dari rumah dengan cara merangkak.

Seringkali Ristan terjatuh saat keluar rumah. Segalanya terjadi tanpa bantuan anggota keluarga.

"Sedih memang ceritanya. Mau bilang apa, begini sudah kondisi kami di sini. Mau minta bantuan kepada pemerintah juga, kami tidak punya akses. Semuanya serba terbatas," ungkap Tobias.

Tobias berharap kondisi keluarganya diketahui oleh pemerintah, sehingga anaknya bisa mendapat bantuan dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur.

"Kami butuh bantuan. Semoga kondisi kami di sini bisa tersalurkan melalui media. Tolong kami adik. Kalau bisa, anak saya butuh kursi roda," pinta Tobias sambil meneteskan air matanya.

Saat Kompas.com mendatangi rumah Ristan, ia terlihat mengenakan baju lusuh dan kotor.

Ia keluar masuk rumah dengan cara digotong orangtuanya.

Dari halaman rumahnya, Ristan hanya bisa menyaksikan aktivitas orang tua dan adik-adiknya.

Ristan ingin beraktivitas seperti adik-adiknya yang normal.

Namun, kondisi fisik menghambat Ristan untuk bergerak bebas.

"Saya mau bermain bebas seperti adik-adik," ucap Ristan sambil mengusap wajahnya.

Setelah mengucap kalimat itu, Ristan tertunduk dan diam tanpa kata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com