Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Penusukan Wiranto, Terpapar Radikalisme Saat di Jawa hingga Libatkan Istri Serang Polisi

Kompas.com - 12/10/2019, 06:46 WIB
Rachmawati

Editor

Karena perekrutnya ditangkap, SA mengaku stres dan tertekan.

Walaupun tidak masuk dalam struktur JAD, SA mengaku pernah berkomunikasi dengan Abu Zee melalui media sosial.

Bukan hanya itu, Abu Zee juga lah yang menikahkan SA dan FD, sebelum mereka tinggal di Menes, Pandeglang, Banten.

Baca juga: Penusukan Wiranto, Pelaku Terpapar Paham ISIS hingga Polri Bantah Kecolongan

"Dia takut, kalau (Abu Zee) tertangkap dia juga khawatir akan tertangkap, maka dia komunikasi lewat pihak istrinya. Dia persiapan (melakukan serangan), menunggu waktu," kata Dedi.

Ia mengatakan, SA berbagi tugas dengan istrinya untuk menyerang Wiranto secara spontan.

"Dia punya harapan, 'Saya ditangkap, saya akan melakukan lakukan perlawanan semaksimal mungkin'," ungkap Dedi.

Baca juga: Kepala BIN Sebut Penusuk Wiranto Anggota JAD Bekasi

 

Masuk kategori Taklim Khusus

Dedi mengatakan, pihak kepoliasian sudah mengintai SA sejak lama, tetapi belum bisa menangkapnya karena SA baru masuk dalam kategori Taklim Khusus.

Setidaknya, terdapat lima tahapan, yakni perencanaan awal, taklim umum, taklim khusus, idat, dan eksekusi penyerangan.

Istilah Taklim Khusus atau tahapan ketiga merujuk pada tahapan orang-orang yang sudah mendapat penilaian cukup kuat dari tokoh perekrutnya, untuk bergabung sebagai simpatisan.

Sementara tahap Idat, atau tahapan keempat, mereka akan dilatih untuk menyerang target, termasuk merakit bom.

Baca juga: Wiranto Sempat Diingatkan agar Tak Datang ke Pandeglang

Ditahap ini lah, polisi sudah bisa menangkap pelaku terorisme.

Jika sudah masuk tahapan terakhir atau tahapan kelima, mereka melakukan persiapan penyerangan dengan sasaran yang telah ditentukan.

"Taklim umum sudah kami lihat (terhadap SA), taklim khusus sudah kami pantau dan belum ada (rencana penyerangan)," kata Dedi.

Baca juga: Polri Bantah Penikaman Wiranto Rekayasa

 

Terpapar radikalisme saat di Jawa

Menkopolhukam Wiranto saat berada di Kampus Universitas Mathlaul Anwar, beberapa jam sebelum peristiwa penusukan di Alun - alun Menes, Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019).KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN Menkopolhukam Wiranto saat berada di Kampus Universitas Mathlaul Anwar, beberapa jam sebelum peristiwa penusukan di Alun - alun Menes, Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019).
Kapolda Sumatera Utara Irjen Agus Andriyanto menyebut bahwa SA (51) terpapar radikalisme saat merantau ke Jawa.

Dari pemeriksaan polisi, tidak ditemukan tanda-tanda keterkaitan antara keluarga SA dengan jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD), jaringan yang diklaim polisi sebagai pemapar paham radikal kepada SA dan istrinya, FA.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com