Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Sarankan Warga Tedampak Hujan Batu di Purwakarta Direlokasi

Kompas.com - 11/10/2019, 21:27 WIB
Farida Farhan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Anggota DPR RI Dedi Mulyadi menyarankan agar warga Kampung Cihandeuleum, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta yang pada Selasa (8/10/2019) terdampak hujan batu direlokasi ke tempat aman.

Menurut Dedi, perlu ada jaminan keamanan bagi 58 warga Kampung Cihandeuleum ke depan. Apalagi memasuki musim penghujan bisa menjadi ancaman. Terlepas ditutup atau tidak tambang tersebut.

"Geser ke tempat yang lebih aman. Saya lihat mereka masih agak trauma bencana, agar mereka hidup nyaman," kata Dedi saat mengunjungi Kampung Cihandeuleum, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Jumat (11/10/2019).

Baca juga: Batu Besar Jatuh Timpa Rumah, Bupati Purwakarta Ingin Tambang PT MSS Ditutup

Jika direlokasi, kata Dedi, lokasi tersebut bisa dijadikan recovery. Apalagi ada permintaan dibuat monumen, dengan batunya tidak dibelah.

"Ya, ini bagus buat pariwisata kan bisa terkoneksi dengan wisata gunung parang," jelasnya.

Dedi mengaku akan mengirimkan relawan untuk mengurangi traumatik warga yang terdampak jatuhnya batu-batu besar itu.

"Kita akan kirimkan psikolog untuk mengurangi trauma masyarakat melalui trauma healing," ungkapnya.

Dedi menyebutkan, soal peristiwa jatuhnya batu-batu raksasa yang ditengarai akibat proses blasting oleh PT Mandiri Sejahtera Sentra (MSS), perlu dipikirkan secara jangka panjang. Mulai dari aspek dari ekonomi hingga ekologi.

Mantan bupati Purwakarta itu bahkan tetap menyarankan pertambangan itu. Sebab, Dedi ingat betul ada beberapa titik yang didak boleh ditambang. Ia pun menyebut ada perluasan izin

"Bahkan kejadian ini bisa jadi ada kesalahan standarisasi dan pelanggaran. Jadi saran saya adalah lebih baik ditutup," kata Dedi.

Dedi juga berencana menemui pihak terkait yang mengurus perizinan di Provinsi Jawa Barat. Apalagi kejadian itu terjadi di daerah pemilihan (dapil) yang membawa Dedi ke Senayan.

"Mewakili masyarakat di sini, kemungkinan saya akan temui dinas yang membidangi ini di Jawa Barat, dengan memberikan saran yang serupa," jelasnya.

Tak sejahterakan masyarakat

Menurut Dedi, sejuh ini pertambangan tidak memberikan implikasi terhadap kesejahteraan, baik secara ekonomi maupun lingkungan di sekitarnya.

"Implikasinya apa? Padahal lingkungan itu kan mahal, ya harus diaudit betul dampak secara ekonomi dan lingkungan, termasuk kesejahteraan masyarakat," katanya.

Sebelumnya, polisi menduga ada pelanggaran SOP terkait blasting atau peledakan dinamit dalam penambang oleh PT Mitra Sejahtera Mandiri, yang menyebabkan hujan batu di Kampung Cihandeuleum, RT 009 RW 005, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta.

Baca juga: Cerita Warga Saat Batu-Batu Besar Terjang Rumah Warga di Purwakarta

Polres Purwakarta sudah membentuk Tim Unit Tipiter untuk menyelidiki jatuhnya batu-batu besar ke permukiman. Polisi juga sudah memeriksa tiga orang saksi dari pihak perusahaan tambang.

Batu-batu besar menghujani Kampung Cihandeuleum, RT 009 RW 005, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Selasa (8/10/2109).

Penyebabnya diduga akibat proses blasting. Sebanyak tujuh bangunan, yang terdiri dari enam rumah dan satu sekolah rusak akibat peristiwa itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com