Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Perahu di Peninggalan Belanda di Dasar Bengawan Solo Diperkirakan Perahu Penumpang

Kompas.com - 11/10/2019, 17:12 WIB
Hamzah Arfah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

LAMONGAN, KOMPAS.com - Dalam proses penyelaman yang dilakukan oleh tim dari Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Kamis (10/10/2019) kemarin, beberapa petunjuk terkait tiga perahu yang ditemukan warga di dasar Bengawan Solo di Desa Mertani, Kecamatan Karanggeneng, Lamongan, Jawa Timur, berhasil didapatkan.

Analisa sementara, tim dari BPCB menduga kuat bila perahu-perahu tersebut merupakan bekas peninggalan zaman kolonial Belanda.

Kendati dalam penyelaman tersebut, mereka tidak mendapati keberadaan mesin yang digunakan oleh perahu tersebut bekerja maupun adanya senjata di sekitar lokasi.

"Hanya badan perahu saja, sebab tidak ditemukan temuan lepas lainnya seperti mesin atau senjata," ujar arkeolog dari BPCB Jawa Timur (Jatim), Wicaksono Dwi Nugroho, saat dihubungi, Jumat (11/10/2019).

Baca juga: 3 Perahu di Dasar Bengawan Solo Dipastikan Cagar Budaya Bekas Zaman Belanda

Wicaksono sendiri ikut terjun langsung bersama tim dari BPCB saat melakukan tinjauan pada Kamis (10/10/2019) kemarin.

Bersama dengan rombongan, juga ada perwakilan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Lamongan.

Dengan tanda-tanda yang didapati dari hasil penyelaman yang sudah dilakukan, tim dari BPCB Jatim kemudian dapat menyimpulkan temuan awal mereka terkait tiga perahu yang berada di dasar Bengawan Solo tersebut.

Baca juga: BPCB Jatim: 3 Perahu Bekas Kolonial Belanda Terbuat dari Baja

Perahu penumpang dan barang

"Kesimpulan kami, perahu-perahu itu berbahan baja yang dilengkapi dengan mesin motor penggerak, yang digunakan untuk mengangkat penumpang dan barang, meski kami tidak menemukan adanya mesin di sekitar lokasi," ucap dia.

"Periodesasi diperkirakan pada masa kolonial belanda. Sementara dari arah orientasi hadap yang tidak beraturan dan bekas lubang, diperkirakan perahu-perahu itu tenggelam atau sengaja ditenggelamkan," beber Wicaksono.

Ia dan tim BPCB Jawa Timur berharap, ketiga perahu yang kini masih berada di dasar Bengawan Solo dengan sebagian masih tertutup lumpur dapat diangkat ke permukaan oleh pihak serta dinas terkait, agar dapat dilakukan penelitian dan kajian lebih lanjut serta mendalam.

Adapun BPCB sebelumnya juga sudah menyatakan, ketiga perahu yang karam di dasar Bengawan Solo ini memenuhi kriteria sebagai cagar budaya, menurut undang-undang nomor 11 tahun 2010.

Baca juga: BPCB Jatim Tinjau Lokasi Penemuan 3 Perahu Diduga Peninggalan Kolonial Belanda

Cerita warga penemu kapal

Sebelumnya diberitakan, tiga perahu yang saling berdekatan ditemukan warga berada di dasar aliran Sungai Bengawan Solo yang berlokasi di Desa Mertani, Kecamatan Karanggeneng, Lamongan, Jawa Timur.

Dugaan sementara, perahu-perahu tersebut merupakan peninggalan masa kolonial Belanda yang karam di aliran Bengawan Solo, yang kini termasuk dalam wilayah Desa Mertani.

"Awalnya saya sempat melihat ada sesuatu benda yang menyembul, kebetulan sekarang air (debit) Bengawan Solo juga sedang surut karena kemarau. Penasaran, saya kemudian menyelam dan menemukan ada tiga perahu di situ," ujar Mohammad Amam, warga yang pertama kali menemukan, Selasa (8/10/2019).

Baca juga: 3 Perahu Peninggalan Belanda di Sungai Bengawan Solo Disarankan Diangkat

 

Temuan tersebut, lantas dilaporkan oleh Awam kepada warga yang lain dan diteruskan kepada perangkat desa setempat.

Kemudian, penemuan perahu tersebut dilanjutkan kepada pihak-pihak terkait untuk ditindaklanjuti.

"Kalau yang saya tahu, bentuknya itu lancip di bagian depan dan tumpul di belakang, kayak setrika," kata Amam.

Menurut Amam, perahu tersebut memiliki panjang sekitar 4-5 meter dan lebar sekitar 1,5 hingga 2 meter.

Amam menambahkan, dari hasil penyelaman yang dia lakukan, ada bagian dari perahu tersebut yang seperti terkena bekas tembakan.

Baca juga: Perahu Diduga Bekas Peninggalan Belanda Ditemukan di Dasar Bengawan Solo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com