Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Pemburu Harta Karun Sriwijaya Terserang Penyakit, Posko Kesehatan Didirikan

Kompas.com - 11/10/2019, 15:04 WIB
Aji YK Putra,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, akan mendirikan posko kesehatan di sekitar kanal PT Samora Jaya Usaha, Desa Pelimbangan, Kecamatan Cengal, yang merupakan lokasi perburuan harta karun yang diduga peninggalan kerajaan Sriwijaya.

Kepala Bagian (Kabag) Humas Pemkab OKI Adi Yanto mengatakan, pendirian posko kesehatan tersebut untuk melakukan pengecekan terhadap warga yang berburu harta karun.

Sebab, selama berburu, warga harus berendam di dalam air selama berjam-jam.

Kondisi itu dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi kesehatan. Terlebih lagi, air yang ada di dalam kanal tidak jernih.

Baca juga: Mendulang Emas Harta Karun Kerajaan Sriwijaya di Desa Pelimbangan (1)

"Dari tim arkeologi kami sudah dapat laporan, kalau warga banyak berburu di sana. Dalam waktu dekat kami turunkan tim kesehatan, untuk mengecek kesehatan warga," kata Adi, Jumat (11/10/2019).

Menurut Adi, selain mendirikan posko kesehatan, mereka juga akan memberikan sosialisasi terhadap warga tentang pendidikan.

Sebab, banyak warga yang membawa anak mereka ke lokasi perburuan hingga bolos sekolah.

"Warga juga diharapkan mengurangi aktivitas pencarian (harta karun), karena lokasi itu nantinya akan diteliti lebih lanjut oleh arkeolog,” imbuh dia.

Pantauan Kompas.com di lapangan pada Rabu (9/10/2019), banyak anak-anak yang ikut berburu hingga meninggalkan sekolah untuk membantu orangtuanya mencari manik-manik maupun serpihan emas di Desa Pelimbangan, Kecamatan Cengal.

Seperti halnya Reti (52), yang merupakan warga Muara Sungai Kelese, Desa Simpang Tiga Induk, Kecamatan Cengal, Kabupaten OKI.

Ia membawa dua anaknya untuk ke lokasi perburuan mencari barang beharga yang bisa dijual.

"Karena saya kurang mengerti mengitung, jadi bawa anak. Nanti anak saya yang akan mengitung, harga jualnya berapa," kata Reti.

Baca juga: Cerita Pedagang Emas, Tampung Harta Karun Diduga Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Reti pun tak menampik, jika dua anaknya tersebut telah putus sekolah. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan biaya pendidikan.

"Yang satu tamat SD langsung bantu, satu lagi masih sekolah SMP. Tapi, habis pulang sekolah suka membantu saya ke sini," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, harta karun yang diduga peninggalan kerajaan Sriwijaya marak diburu warga usai di lokasi terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Saat pencarian, warga banyak mendapatkan serpihan emas hingga manik-manik yang memiliki nilai jual tinggi di kalangan kolektor maupun pedagang emas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com