SURABAYA, KOMPAS.com - Kasi Pemantauan dan Pengendalian Kualitas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Ulfiani Ekasari mengatakan, minyak yang keluar dari semburan lumpur bercampur minyak, gas, dan air di Perumahan Kutisari Indah Utara III, Surabaya, akan diolah oleh SKK Migas.
Saat ini, kata Ulfiani, pihaknya masih menunggu koordinasi lebih lanjut dengan pihak SKK Migas.
"Saat ini (minyak) kami simpan dulu. Nantinya pihak SKK Migas yang siap untuk mengolah di Gresik. Kami masih menunggu koordinasi selanjutnya," kata Ulfiani, Kamis (10/10/2019).
Ia menyebut, minyak yang dilakukan pemisahan menggunakan alat separator itu disebut juga bisa digunakan dan dimanfaatkan oleh warga.
Baca juga: Alat Separator Dipasang di Semburan Minyak dan Gas di Rumah Warga di Surabaya
Ulfiani juga turut menanggapi pihak Dinas ESDM Jawa Timur yang meminta Pemkot Surabaya menetapkan status siaga atau darurat atas terjadinya semburan lumpur bercampur minyak di rumah warga itu.
Ulfiani menilai, selama masalah tersebut masih bisa ditangani, penetapan status siaga disebut belum diperlukan.
"Karena hanya berdampak pada satu rumah, jadi belum perlulah. Bu wali tidak mengeluarkan status darurat," ujar dia.
Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Jawa Timur Handoko Teguh Wibowo menyampaikan, sebelum dilakukan pemasangan separator, terlebih dulu harus dilakukan penggalian, pengurasan, diameter pengaruh dari semburan.
"Kemudian dipasang trap-nya tadi. Treatment-nya ada filterisasi khusus yang sudah ada stadar baku mutunya dari DLH," ujat dia.
Handoko juga membenarkan bahwa minyak tersebut bisa diolah atau dimanfaatkan oleh warga.