Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Laut Lebih Dingin, Pembentukan Awan Hujan Berkurang

Kompas.com - 11/10/2019, 12:24 WIB
Heru Dahnur ,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi berkurangnya produksi awan dari lautan sehingga menyebabkan kemarau berlangsung lebih lama.

Kepala BMKG Pusat Dwikorita Karnawati mengatakan, gejala perubahan iklim itu telah menjadi perhatian dunia karena tidak hanya muncul di Indonesia tapi juga terjadi di Amerika dan Afrika.

"Laut menjadi lebih dingin sehingga pembentukan awan berkurang dan ini rata-rata terjadi di seluruh dunia," kata Rita, seusai menghadiri Pameran Pengurangan Risiko Bencana (PPRB) 2019 di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, Jumat (11/102019).

Baca juga: Kualitas Udara di Kabupaten Semarang Dikeluhkan Menurun Akibat Polusi dan Kemarau

Dia menuturkan, imbas berkurangnya awan, cuaca menjadi panas dan curah hujan sedikit.

Awan yang selama ini menjadi tabir pelindung tak ada lagi sehingga cahaya matahari langsung ke permukaan bumi.

"Sejak Juli, suhu di berbagai daerah di Indonesia tercatat di atas 30. Bahkan Jakarta sampai 34. Kondisi panas ini menyebabkan kekeringan lebih lama," kata Rita.

Kemarau selama Juli 2019, kata Rita, menjadi yang terburuk sejak seratus tahun terakhir.

Perubahan iklim itu disebabkan banyak faktor. Termasuk di antaranya efek rumah kaca dan berkurangnya pepohonan hijau.

Baca juga: Warga Setu, Tangsel, yang Terdampak Kemarau Dapat Bantuan Air Bersih

"Dalam pertemuan BMKG seluruh dunia ini sudah diketahui. Pemerintah juga sudah tahu dan upayanya kolaborasi semua pihak. Salah satunya tanam pohon dan penghijauan," ujar dia.

Hingga Oktober ini, belum bisa dipastikan musim kering berakhir penuh. Minimnya pembentukan awan sejak beberapa bulan terakhir terjadi sampai saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com