Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahap Pertama, Pembangunan Museum Pahlawan di Salatiga Dianggarkan Rp 1,9 Miliar

Kompas.com - 11/10/2019, 10:51 WIB
Dian Ade Permana,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


SALATIGA, KOMPAS.com - Pembangunan museum di Taman Wisata Salatiga (TWS) mendekati kenyataan.

Pemerintah Kota Salatiga bahkan sudah menganggarkan dalam APBD dana sebesar Rp 1,9 miliar untuk pembangunan tahap pertama.

Wali Kota Salatiga, Yuliyanto mengatakan, anggaran tahap pertama tersebut digunakan untuk pembuatan akses jalan dan pondasi peletakan alat utama sistem pertahanan (alutsista).

Baca juga: Risma Ingin Surabaya Punya Museum Olahraga, Ini Tujuannya

 

"Persiapan untuk pembangunan sudah berjalan. Sabtu tanggal 12 Oktober ini, Sekjen Kementerian Pertahanan Laksdya Agus Setiadji dijadwalkan akan melakukan peninjauan langsung di lokasi," terang Yuliyanto, di Rumah Dinas Wali Kota Salatiga, Jumat (11/10/2019).

Yuliyanto mengungkapkan, setelah pembangunan tahap pertama selesai, akan dilanjutkan dengan pembangunan lahan parkir dan lapangan upacara.

"Untuk konsep sudah dikomunikasikan dengan Kementerian Pertahanan, termasuk keterlibatan tiga matra dalam TNI yang diwakili pahlawan asal Salatiga," ujar dia.

Ketiga pahlawan tersebut adalah Marsekal Adi Sucipto, Laksamana Yos Sudarso, dan Brigjen Sudiarto.

Museum ini akan dibanguan di Taman Wisata Salatiga (TWS) yang berada di Desa Bugel, Kecamatan Sidorejo. Luas lahan yang digunakan sekitar tiga hektare.

"Dengan pembangunan museum ini, dan tiga pahlawan yang memiliki jasa besar terhadap Republik Indonesia, bisa dikatakan Salatiga adalah Kota Pahlawan Tiga Matra," kata Yuliyanto.

Baca juga: Sumbangkan Jersey dan Raket Olimpiade untuk Museum Olahraga Surabaya, Ini Harapan Minarti Timur

Dia berharap, pembangunan museum ini bisa bermanfaat untuk generasi masa depan agar tetap mengenang dan mengamalkan semangat perjuangan pahlawan.

"Bagaimana pun kita tidak boleh melupakan jasa pahlawan. Pembangunan museum ini akan menambah kuat Salatiga sebagai kota pendidikan, karena para pelajar bisa belajar sejarah perjuangan selama masa penjajahan dan memertahankan kemerdekaan," ujar Yuliyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com