Mulyadi mengaku, tidak menaruh curiga apapun terhadap keluarga SA.
"Makanya saya kaget pas tahu mereka pelakunya, enggak nyangka," kata Mulyadi, Kamis.
Mulyadi menuturkan, keduanya tinggal di sebuah kontrakan petak yang disewa sejak Februari 2019.
"Mulai ngontrak kira-kira Februari, sudah sekitar 7 bulanlah, pertama masuk dia yang laki-laki bernama Syahril Alamsyah sama anaknya perempuan umur sekitar 13 tahun," katanya.
Baca juga: Ketua RT Kaget Warganya Jadi Pelaku Penusukan Wiranto
Masih dikatakan Mulyadi, pelaku penusukan Menkopolhukam Wiranto berinisial SA, disebut jarang bergaul dengan warga sekitar.
"Dia (SA) jarang bergaul," kata Mulyadi, Kamis.
Mulyadi mengaku, pernah bersilaturahim dengan SA, saat pelaku pertama kali mengontrak di wilayahnya.
Sebagai ketua RT, ia hanya menanyakan identitas kepada SA, sebagai persyaratan untuk tinggal di wilayah tersebut.
"Interaksi dia sebagai warga baru saya datangi, terus biasa silaturahim, enggak ada apa-apa," ujar dia.
Baca juga: Warga Sempat Merasa Janggal dengan Tingkah Laku Pasutri Penusuk Wiranto
Kata Kepala Desa Sitanggal Untung Andi Purwanto mengatakan, FD dikenal sebagai sosok yang pendiam dan jarang bergaul dengan tetangganya.
FD yang pergi merantau hampir jarang pulang. Terakhir warga melihatnya pulang saat Lebaran Idul Fitri lalu.
FD memang diketahui memiliki koleksi buku-buku agama. Penampilan yang religius didapat setelah ia lama tak pulang.
"Informasinya dia punya banyak buku-buku semacam kitab," terang Untung.
FD juga memiliki hobi memanah. Beberapa warga kerap melihat FD saat berlatih memanah.
"Di rumahnya juga ada busur panah," kata Untung.
Meski demikian, warga tak menaruh curiga dan tidak mau menduga-duga bahwa ia terlibat aliran radikal.
"Ya, kami tidak menyangka. Tapi kami juga tidak mau menduga-duga," kata dia.
Baca juga: Salah Satu Pelaku Penyerangan Wiranto Dikenal Hobi Memanah
Pasangan suami istri penusuk Kemenko Polhukam Wiranto dibawa ke Mabes Polri setelah dilakukan serangkaian interogasi di Polek Menes, Pandeglang, Kamis.