Ia berahap mendapatkan perhiasan berbahan emas ataupun manik-manik yang bisa dijual agar bisa membelikan susu putranya tersebut.
Di hari pertama pencarian, Witri mengaku mendapatkan cincin berbentuk bunga.
Cincin itu terbuat dari emas dan ia jual kepada seseorang di Kecamatan Tulung Selapan, OKI. Lalu pada hari kedua ia kembali mendapatkan lempengan emas berbentuk daun.
"Semuanya kemarin saya jual Rp 3,5 juta di Tulung Selapan. Hari ini dapat satu, bentuk gir, suami yang dapat siang tadi,"jelasnya.
Tak hanya emas, manik-manik juga memiliki harga jual tinggi yang siap ditampung oleh kolektor.
Manik-manik bewarna oranye, dipatok Rp 500 ribu per ons. Sedangkan bewarna biru dijual dengan harga Rp 2 juta per ons.
"Kalau mata setan beda lagi, bisa sampai Rp 4 Juta per butir. Saya belum pernah dapat yang jenis itu," katanya.
Baca juga: BERITA FOTO: Hasil Perburuan Harta Karun Kerajaan Sriwijaya di Tangan Kolektor
Sejak tadi malam, ia telah masuk ke kanal untuk mencari emas. Hanya bermodal senter kepala, Agus bersama anaknya terus mengais lumpur.
"Alhamdulilah dapat serpihan. Kemarin dapat cincin sudah saya jual Rp 3 juta," ujar Agus.
Sebelum menjadi pemburu harta karun, Agus adalah petani sayuran di Desa Pelimbangan. Setelah selesai panen ia memilih ikut mencari emas di kanal PT Samora.
Banyaknya penemuan perhiasan, serpihan emas dan manik-manik menjadi berkah bagi Agus. Ia berharap tak ada larangan bagi warga untuk mengais rezeki di sekitar lokasi.
"Ya janganlah (ditutup). Karena kami juga cari makan. Ini habis musim panen, mau cari ikan juga lagi sulit karena masih kemarau,"ujarnya.
Baca juga: Kisah Perburuan Harta Karun Kerajaan Sriwijaya, Warga Dapat Emas di Gambut Berusia 3000 Tahun
Menurut Budi, mereka sebelumnya sempat melakukan penilitian di Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten OKI pada 2006.