Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendulang Emas Harta Karun Kerajaan Sriwijaya di Desa Pelimbangan (1)

Kompas.com - 11/10/2019, 06:00 WIB
Aji YK Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

OGAN KOMERING ILIR, KOMPAS.com - Terik matahari begitu menyengat siang itu. Hembusan angin dari ufuk timur begitu terasa menusuk ke tulang meskipun sedang memasuki kemarau panjang.

Dari kejauhan, seorang wanita mukanya terlihat menjadi putih setelah dibalut dengan sagu. Jilbab bermotif bunga yang ia gunakan diikat ke wajahnya untuk menghindari sengatan sinar matahari.

Tubuhnya kotor terkena lumpur karena duduk di dalam aliran air kanal bewarna coklat.

Jari jemarinya dengan pelan meremas satu persatu gumpalan tanah yang ada di dalam baskom hitam berukuran besar.

Sesekali gumpalan tanah itu ia siram sedikit demi sedikit dengan air.

Wanita bernama Witri (20) itu ternyata sedang mencari serpihan emas atau perhiasan dan manik-manik yang terkubur di dalam lumpur. 

Sudah tiga hari ibu muda ini bersama suaminya, April (23), rela masuk ke dalam kubangan air bercampur lumpur untuk berburu harta karun yang diduga peninggalan masa kerajaan Sriwijaya.

Baca juga: Cerita Pedagang Emas, Tampung Harta Karun Diduga Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

 

Berburu emas dengan alat sederhana

Manik-manik yang ditemukan warga saat melakukan perburuan harta karun di kanal PT Samora Jaya Usaha di Desa Pelimbangan, Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA Manik-manik yang ditemukan warga saat melakukan perburuan harta karun di kanal PT Samora Jaya Usaha di Desa Pelimbangan, Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.
Mereka berburu di kanal PT Samora Jaya Usaha di Desa Pelimbangan, Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.

Sebelum matahari terbit, Witri dan April bergegas membawa anak laki-lakinya ke lokasi perburuan harta karun. Dengan menggunakan perahu kecil, mereka menyusuri sungai hingga sampai ke tempat. 

Setidaknya, butuh waktu satu jam perjalanan yang ditempuh Witri dan April dari Kecamatan Tulung Selapan menuju lokasi perburuan di Desa Pelimbangan Kecamatan Cengal, Kabupaten OKI.

"Biasanya jam 7 pagi sudah di sini sama suami untuk siap-siap. Setelah anak main, kami baru masuk ke air," kata Witri saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (9/10/2019).

Cangkul, sekop dan baskom adalah alat yang digunakan Witri untuk berburu. Gumpalan lumpur yang ada di atas permukaan lahan gambut ia masukkan ke dalam baskom.

Berat lumpur tersebut bisa mencapai 15 kilogram. Namun, Witri tetap bisa mengangkat baskom tersebut dan masuk ke dalam air.

"Ini dapat manik-manik,"ucap Witri sembari menunjukkan benda yang ia temukan.

Manik-manik yang didapatkan Witri ia masukkan ke dalam botol. Botol tersebut diikatkan ke atas leher. Jari ibu muda inipun kembali melimbang (mengayak) baskom.

Baca juga: Tergiur Emas, Nelayan Alih Profesi Jadi Pemburu Harta Karun Diduga Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com