Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkenalkan Letda Pnb Anisa, Pilot Hercules Wanita Pertama di Indonesia

Kompas.com - 10/10/2019, 17:49 WIB
Andi Hartik,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

"Merubah mindset saya, fobia saya lawan. Jadi tentara itu bisa karena terpaksa, bisa karena terbiasa, bisa karena perintah.” 

Baca juga: Tingkatkan Kemampuan Pilot, Pesawat Tempur Skadron Udara 12 Latihan Terbang Malam

Dituntut cekatan saat terbangkan Hercules

Setelah 18 bulan menempuh pendidikan di Sekolah Penerbang, Anisa akhirnya ditempatkan di Skadron Udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh dengan pesawat Hercules.

Diberi kepercayaan untuk membawa Hercules, Anisa akhirnya harus belajar mengenali karakteristik pesawat angkut kelas berat itu sebelumnya akhirnya terbang bersamanya.

“Pertama terbang dengan Hercules pasti ada rasa dekdekan. Pesawatnya besar sekali. Kan ini saya sedang peralihan dari pakai pesawat satu engine, terus hercules ini empat engine. Kan makin banyak engine ini makin berat. Saya pertama kali terbang, badan terasa sakit semua,” katanya.

Anisa mengatakan, handling pesawar Hercules sangat berat karena memiliki empat mesin.

Kedua tangan harus memegang kendali secara bersamaan.

Karena itu, dibutuhkan tenaga yang kuat untuk menjalankan pesawat itu.

“Soalnya harus menggunakan satu tangan untuk control pesawat, satu tangan untuk power. Dua-duanya itu berat semua. Jadi semua badan kita itu bekerja gitu. Saya turun dari pesawat itu, besoknya kayak habis olahraga berat,” katanya.

Baca juga: Kisah Vanda Astri, Pilot Asal Papua Pertama Garuda Indonesia

Sempat dilarang orangtua

Orangtua Anisa sempat khawatir saat dirinya masuk Sekolah Penerbang.

Apalagi, orangtua Anisa termasuk orang yang takut menggunakan transportasi udara. Alasannya adalah takut jatuh.

“Orangtua saya itu pernah bilang, kamu kalau pergi ke mana-mana itu jangan pakai pesawat, pakai darat saja. Takut jatuh orangtua saya,” katanya.

Namun, orangtua Anisa akhirnya menyadari keinginan Anisa yang ingin menjadi penerbang. Orangtua Anisa lantas mendukung karir yang sedang ditempuh anaknya.

“Ibu saya bilang ya sudah saya ridhoi. Ibu sekarang tidak larang kamu jadi penerbang, ibu ridhoi kamu jadi penerbang,” katanya.

Baca juga: Cerita Ayah Martha Itaar, Bangga Putrinya Jadi Pilot Perempuan Garuda Indonesia Asal Papua

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com