Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marahnya Risma soal 2 Geng Remaja Hendak Tawuran: Tangkap Dalangnya!

Kompas.com - 10/10/2019, 17:38 WIB
Ghinan Salman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma menduga ada dalang yang mengotaki munculnya rencana dua kelompok geng remaja hendak melakukan tawuran di Surabaya. 

Risma, karena itu, meminta kepada Kapolrestabes Surabaya untuk mencari otak atau aktor di balik kejadian itu.

"Sebab, anak-anak ini seolah-olah di-pressure atau ditekan untuk ikut dalam geng mereka. Mereka ini hampir 95 persen tidak mengerti. Jadi, ini ada otak yang menggerakkan mereka. Tapi otaknya ini berada di belakang. Katanya dua orang sudah ditangkap dan akan ditindaklanjuti," kata Risma, Kamis (10/10/2019).

Risma mengimbau kepada puluhan anak-anak tersebut agar tidak mudah percaya kepada siapapun yang mengajak untuk tawuran.

Baca juga: Risma Marah Besar Saat Kumpulkan Dua Geng Remaja yang Hendak Tawuran

Menurut Risma, setelah mendengar penjelasan anak-anak tersebut, mereka diajak, ditekan hingga diancam untuk melakukan perbuatan anarkistis.

"Anak-anak ini tidak perlu takut. Bahkan, tadi ada yang cerita bahwa sudah keluar dari grup WhatsApp, tapi kemudian mereka dipaksa lagi, ditarik lagi oleh mereka dan ditakut-takuti," ujarnya.

Ia memastikan bahwa pihak kepolisian sudah mendeteksi oknum-oknum yang mengajak tawuran itu, sehingga berkali-kali Risma meminta anak-anak itu untuk tidak takut pada oknum yang mengancamnya.

Bahkan, Risma juga meminta untuk langsung melaporkan kepada pihak kepolisian melalui nomor 110 atau melalui aplikasi Jogo Suroboyo.

"Bisa juga langsung menghubungi 112. Nanti kita tindaklanjuti, jadi jangan takut," imbuhnya.

Baca juga: Gerombolan Geng Motor Pelajar di Bogor Tawuran Sampai Dua Kali Sehari, Ini Penyebabnya

Lapor via aplikasi

Sementara itu, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho juga menjelaskan bahwa apabila ada kejadian yang mengganggu keamanan dan ketertiban Kota Surabaya, ia meminta untuk melaporkan kepada pihak kepolisian melalui aplikasi Jogo Suroboyo itu.

"Tolong difotokan melalui aplikasi itu, nanti kami akan tindaklanjuti," tegasnya.

Sandi juga meminta tawuran yang mengganggu keamanan dan ketertiban itu tidak boleh terjadi lagi.

Menurut Sandi, dengan kemajuan teknologi saat ini, pihaknya lebih tahu pergerakan dari geng-geng tersebut, sehingga beberapa kali berhasil dibubarkan oleh pihak kepolisian.

"Jadi, kami bisa memonitor adik-adik ini, makanya kami bubarkan," ujarnya.

Sandi mengajak kepada semua pihak untuk bersama-sama menjaga anak-anak tersebut. "Sebab, mereka inilah penerus bangsa ke depannya," kata Sandi.

Baca juga: Polisi Bebaskan 15 Warga yang Sempat Ditahan Usai Tawuran di Manokwari

Risma marah besar

Sebelumnya diberitakan, Risma mengumpulkan dua kelompok geng remaja, yakni Jawara dan Surabaya All Star. Kedua kelompok remaja itu diduga akan melakukan penyerangan atau tawuran antarkelompok.

Salah satu kelompok remaja disebut mendapat informasi bahwa kampung mereka akan diserang oleh kelompok lain. Polrestabes Surabaya kemudian mencegah upaya bentrokan tersebut dengan mengamankan kedua kelompok remaja tersebut.

Pemerintah Kota Surabaya mendapatkan laporan tersebut dari Polrestabes Surabaya dan langsung mengumpulkan mereka untuk diberi pembinaan oleh Risma di Gedung Mall Pelayanan Publik Siola lantai 2, Kamis (10/10/2019).

Saat menemui puluhan remaja itu, Risma didampingi Kapolrestabes Surabaya Kombes Sandi Nugraha, perwakilan Kodim Surabaya, dan Polrestabes Tanjung Perak.

Baca juga: Tinggal Setahun Lagi Pimpin Surabaya, Ini Prioritas Risma

 

Orangtua dua kelompok remaja itu juga dihadirkan di dalam satu ruangan.

Risma marah besar kepada gerombolan remaja tersebut lantaran melakukan tindakan terpuji, membawa senjata tajam, hingga ditangkap polisi.

"Pernahkah kalian berpikir betapa sedihnya orangtua kalian saat kalian ini tertangkap oleh polisi membawa senjata kemudian dipenjara. Pernahkah kalian menghargai orangtua kalian?" bentak Risma.

"Kalian lahir, kalian tidak bisa apa-apa. Bisanya cuma nangis saja. Orangtua kalian menyusui, enggak tidur, bangun terus karena kalian pipis, karena kalian beol. Dibersihkan oleh orangtua kalian," ucap Risma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com