SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma menduga ada dalang yang mengotaki munculnya rencana dua kelompok geng remaja hendak melakukan tawuran di Surabaya.
Risma, karena itu, meminta kepada Kapolrestabes Surabaya untuk mencari otak atau aktor di balik kejadian itu.
"Sebab, anak-anak ini seolah-olah di-pressure atau ditekan untuk ikut dalam geng mereka. Mereka ini hampir 95 persen tidak mengerti. Jadi, ini ada otak yang menggerakkan mereka. Tapi otaknya ini berada di belakang. Katanya dua orang sudah ditangkap dan akan ditindaklanjuti," kata Risma, Kamis (10/10/2019).
Risma mengimbau kepada puluhan anak-anak tersebut agar tidak mudah percaya kepada siapapun yang mengajak untuk tawuran.
Baca juga: Risma Marah Besar Saat Kumpulkan Dua Geng Remaja yang Hendak Tawuran
Menurut Risma, setelah mendengar penjelasan anak-anak tersebut, mereka diajak, ditekan hingga diancam untuk melakukan perbuatan anarkistis.
"Anak-anak ini tidak perlu takut. Bahkan, tadi ada yang cerita bahwa sudah keluar dari grup WhatsApp, tapi kemudian mereka dipaksa lagi, ditarik lagi oleh mereka dan ditakut-takuti," ujarnya.
Ia memastikan bahwa pihak kepolisian sudah mendeteksi oknum-oknum yang mengajak tawuran itu, sehingga berkali-kali Risma meminta anak-anak itu untuk tidak takut pada oknum yang mengancamnya.
Bahkan, Risma juga meminta untuk langsung melaporkan kepada pihak kepolisian melalui nomor 110 atau melalui aplikasi Jogo Suroboyo.
"Bisa juga langsung menghubungi 112. Nanti kita tindaklanjuti, jadi jangan takut," imbuhnya.
Baca juga: Gerombolan Geng Motor Pelajar di Bogor Tawuran Sampai Dua Kali Sehari, Ini Penyebabnya
Sementara itu, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho juga menjelaskan bahwa apabila ada kejadian yang mengganggu keamanan dan ketertiban Kota Surabaya, ia meminta untuk melaporkan kepada pihak kepolisian melalui aplikasi Jogo Suroboyo itu.
"Tolong difotokan melalui aplikasi itu, nanti kami akan tindaklanjuti," tegasnya.
Sandi juga meminta tawuran yang mengganggu keamanan dan ketertiban itu tidak boleh terjadi lagi.
Menurut Sandi, dengan kemajuan teknologi saat ini, pihaknya lebih tahu pergerakan dari geng-geng tersebut, sehingga beberapa kali berhasil dibubarkan oleh pihak kepolisian.
"Jadi, kami bisa memonitor adik-adik ini, makanya kami bubarkan," ujarnya.
Sandi mengajak kepada semua pihak untuk bersama-sama menjaga anak-anak tersebut. "Sebab, mereka inilah penerus bangsa ke depannya," kata Sandi.
Baca juga: Polisi Bebaskan 15 Warga yang Sempat Ditahan Usai Tawuran di Manokwari