Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Udara di Kabupaten Semarang Dikeluhkan Menurun Akibat Polusi dan Kemarau

Kompas.com - 10/10/2019, 12:54 WIB
Dian Ade Permana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Kualitas udara di Kabupaten Semarang mulai dikeluhkan lantaran mulai mengganggu kesehatan dan aktivitas warga.

Selain karena polusi, kondisi menurunnta kualitas udara ini diperparah dengan kemarau panjang.

Seorang warga, Nurdiansyah, mengatakan dirinya menderita batuk kurang lebih sudah seminggu.

Pekerja pabrik ini pun harus mengenakan masker.

"Ya sudah seminggu batuk. Sekarang udaranya terasa berat dan panas," ucapnya, Kamis (10/10/2019).

Dia mengaku sudah berobat ke puskemas meski belum pulih sepenuhnya.

Baca juga: Kado HUT ke-248 Kota Pontianak: Krisis Air Bersih dan Kualitas Udara Buruk

Kualitas udara masih baik dan layak

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Semarang Nurhadi Subroto, mengatakan pihaknya tidak bisa menyamaratakan kualitas udara di Kabupaten Semarang.

Namun saat ini, pemerintah terus melakukan kontrol terhadap kualitas udara.

Bahkan, saat ini ada 16 alat pengontrol indeks kualitas lingkungan hidup yang tersebar di berbagai wilayah.

"Ya memang karena luasan Kabupaten Semarang, kualitas udara tidak bisa disamakan. Daerah pegunungan tentu beda dengan yang di daerah industri dan jalan-jalan raya utama," ungkapnya.

Menurut dia, secara umum kualitas udara yang kurang baik di daerah industri seperti di Kecamatan Bawen dan Pringapus.

"Bawen itu ada terminal, pabrik, dan tol. Sehingga tingkat polusinya lebih besae dibanding daerah lain. Sementara Pringapus adalah kawasan industri, sehingga beban udaranya juga berat," kata Nurhadi.

Meski begitu, udara di kedua daerah tersebut tetap masuk kategori ambang udara baik dan layak.

Baca juga: Palembang Kembali Diselimuti Asap, Kualitas Udara Masuk Level Berbahaya

 

Perlu peran serta masyarakat

Menurutnya, meningkatan kualitas udara tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Peran serta masyarakat juga diperlukan.

"Paling mudah itu dengan menanam, merawat, dan menjaga pohon. Jika banyak pohon tentu hawanya sejuk dan teduh serta bisa menyimpan air tanah," jelas Nurhadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com