Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabut Asap Pekat di Pekanbaru Kembali Terjadi, Anak Sekolah Dipulangkan

Kompas.com - 10/10/2019, 12:22 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) kembali menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (10/10/2019). Kabut asap sangat pekat, yang tercium bau kebakaran gambut.

Akibat kabut asap pekat ini, sekolah di Yayasan As Sofha Jalan Tuanku Tambusai, Kelurahan Labuh Baru Barat, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru, memulangkan siswanya.

Ketua Yayasan As Shofa Syafwi Khalil saat dikonfirmasi mengatakan, seluruh siswa dipulangkan sejak tadi pagi karena kabut asap.

"Anak-anak jam 6 pagi sudah datang ke sekolah. Karena kabut asap sangat pekat, jam 7 pagi kita pulangkan lagi. Semua anak kita pulangkan, mulai dari TK, SD, SMP dan SMA," kata Syafwi saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis.

Baca juga: Ada Kabut Asap, Ketepatan Waktu Lion Air 74 Persen di September

Dia menjelaskan, seluruh siswa dan guru sudah datang ke sekolah untuk melakukan aktivitas belajar mengajar.

Namun, kabut asap sangat pekat dengan jarak pandang di sekolah hanya sekitar 300 meter.

"Saya kumpulkan semua pimpinan sekolah dan orangtua siswa untuk memutuskan pemulangan siswa. Kita khawatir anak terdampak asap, karena asap tadi pagi luar biasa pekatnya," sebut Syafwi.

Akan tetapi, sambung dia, besok pagi, Jumat (11/10/2019), anak-anak kembali masuk sekolah jika kabut asap sudah tidak ada.

Baca juga: Bandara Banjarmasin Terganggu Kabut Asap, 5 Penerbangan Delay

Harusnya Polda Riau berkeliling...

Syafwi mengatakan, pada saat kabut asap pekat bulan September 2019 lalu, seluruh sekolah di Yayasan As Shofa diliburkan selama dua pekan.

Selama diliburkan, anak-anak tetap diberikan tugas untuk dikerjakan di rumah. Tapi, menurutnya hal itu tidak maksimal.

"Cuma kita punya saran kepada Pemerintah Provinsi Riau. Karena (kebakaran) hampir terjadi setiap tahun, harusnya pihak gubernur memerintahkan Polda Riau untuk berkeliling dengan mobil dinasnya berteriak jangan bakar lahan," saran Safwi.

"Kan mobil dinas polisi ada microponnya, jadi kalau itu dilakukan di wilayah yang rawan terbakar, orang akan jadi takut membakar. Saya kira dengan cara penyampaian secara langsung ke masyarakat itu lebih efektif."

Baca juga: Gubernur Klaim Kabut Asap Sudah Hilang di Riau

 

Data BMKG

Sementara itu, kabut asap pagi ini akibat kebakaran hutan dan lahan yang masih terjadi di wilayah Provinsi Riau.

Beberapa wilayah yang terbakar, yakni di Kota Dumai, Kampar, Pelalawan, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir dan Rohil. Kebakaran lahan gambut ini, terus mengeluarkan asap.

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Kamis pagi pukul 07.00 WIB, terdeteksi 18 titik panas atau hotspot di Riau.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com