Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pengungsi Kerusuhan Wamena: Hasan Bersembunyi di Plafon, Maria Keguguran karena Lari

Kompas.com - 09/10/2019, 20:43 WIB
Himawan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Kerusuhan di Kabupaten Wamena, Papua, beberapa waktu lalu masih meninggalkan memori buruk pada para warga, baik itu pendatang maupun warga asli yang tinggal di daerah itu.

Para warga yang berada di tengah-tengah kerusuhan hanya bisa menyelamatkan diri meski tempat tinggal beserta isinya sudah hangus terbakar. 

Namun Hasan Basri (38), salah satu warga yang mengungsi, tetap berharap bisa kembali ke Wamena. Hasan mengatakan sudah nyaman bekerja sebagai sopir angkot di Kabupaten Wamena. 

"Saya tetap ingin kembali ke Wamena," kata Hasan saat ditemui di Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, Rabu (9/10/2019).

Baca juga: Bertemu Pengungsi Wamena dan Ilaga di Papua, Ini yang Dikatakan Wiranto

Hasan mengaku baru beberapa bulan tinggal di sekitar kompleks Olala, Kabupaten Wamena.

Tinggal di sebuah indekos, Hasan mengaku menyaksikan langsung bagaimana rumah-rumah warga dibakar massa.

Saat itu, Hasan bersembunyi di sebuah plafon kamar kosnya. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa aksi massa pada tanggal 23 September itu mendatangkan malapetaka bagi warga sekitar. 

"Semua barang dan uang saya juga terbakar. Begitupun dengan mobil angkot. Dari puluhan mobil angkot di tempat saya bekerja, hanya tinggal 3 yang utuh," ucap Hasan. 

Hasan sempat berputus asa ketika ia mengungsi di beberapa tempat di Papua.

Ia sempat mengungsi di Jayapura sesaat setelah mengungsi di sebuah daerah gersang yang membuat dirinya bersama rekan-rekannya kehausan. 

Namun Hasan berharap ia bisa kembali ke Wamena setelah kondisi Wamena benar-benar pulih. 

"Saya juga berharap rumah-rumah yang terbakar dibangun kembali," tuturnya. 

Sementara itu, kisah pilu dialami Maria, seorang pengungsi asal Wamena asal Semarang yang mengalami keguguran saat kerusuhan berlangsung. 

Maria yang sempat transit di Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, mengatakan bahwa ia keguguran setelah berlari menyelamatkan diri pada hari kedua kerusuhan. Saat itu, Maria tengah hamil 5 bulan. 

"Saya bersama suami hendak bekerja (jual ayam) jam 8 pagi. Tapi waktu itu sudah kerusuhan jadi lari," kata Maria. 

Saat di pengungsian, Maria mengalami pendarahan hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit.

Maria bersama keluarganya berada satu minggu di lokasi pengungsian di Jayapura sebelum kembali ke kampung halamannya di Semarang, Jawa Tengah. 

"Sekarang sudah mendingan tapi kata dokter tidak boleh capek-capek lagi," tutur Maria. 

Baca juga: Kapolda Papua: Tersangka Kerusuhan Wamena Bertambah Jadi 14 Orang

Maria mengaku trauma dan tidak ingin kembali ke Wamena. Ia mengatakan baru tinggal selama dua minggu di daerah tersebut sebelum kerusuhan terjadi. 

 

"Tidak (kembali ke Wamena). Takut sudah, kan tidak pernah lihat kayak gitu sebelumnya," ucap Maria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com