Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ungkapan Hati Para Pengungsi yang Ingin Kembali ke Wamena

Kompas.com - 09/10/2019, 14:40 WIB
Dhias Suwandi,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Ribuan masyarakat meminta dievakuasi ke Jayapura, Papua, pasca-kerusuhan yang terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, pada 23 September 2019.

Total sekitar 16.000 warga yang akhirnya dievakuasi dari Wamena ke Jayapura.

Sebagian besar diangkut menggunakan pesawat Hercules milik TNI.

Namun, dua pekan pasca-kerusuhan, pemerintah dan aparat keamanan sama-sama menyerukan agar mereka yang mengungsi bersedia kembali ke Wamena.

Trauma yang dimiliki para pengungsi tentu belum hilang.

Namun, sudah ada sebagian warga pengungsi yang bersedia untuk melanjutkan hidupnya di Wamena.

Setidaknya, pada hari ini, Rabu (9/10/2019), sudah ada 87 pengungsi yang diberangkatkan menggunakan pesawat Hercules menuju Wamena.

Jaminan keamanan dan faktor ekonomi

Sebagian besar dari mereka mengaku berani kembali ke Wamena karena telah ada jaminan keamanan dari pemerintah dan aparat keamanan.

Selain itu, faktor ekonomi juga menjadi alasan paling mendasar yang membuat mereka akhirnya memilih untuk kembali ke Wamena.

Hal ini yang diakui oleh Samuel Rante (30), yang bekerja di Wamena sebagai sopir rental antarkabupaten.

"Di atas itu tempat cari makan, saya sudah berkeluarga, tapi anak istri kembali ke kampung," ujar Samuel.

Samuel telah 8 tahun tinggal di Wamena. Ia percaya sepenuhnya atas jaminan keamanan yang diberikan pemerintah dan aparat.

Ia pun mengaku siap kembali hidup berdampingan dengan masyarakat setempat di Wamena.

"Seperti biasa saja, saya tidak dendam walau saya lihat langsung kerusuhan," kata Samuel.

Faktor ekonomi juga diakui oleh Amir (60) yang membuatnya memutuskan kembali ke Wamena.

Amir yang sehari-hari bekerja di sebuah perusahaan kontraktor berharap kehidupan di Wamena bisa kembali seperti sebelum terjadinya kerusuhan.

"Namanya kita sudah terbiasa di negeri orang, apalagi ini untuk melanjutkan hidup. Saya sudah umur segini, kalau pulang kampung harus mulai dari nol. Tapi kalau di Wamena kita tinggal melanjutkan," ujar Amir yang sudah tinggal di Wamena selama 14 tahun.

Optimistis dan percaya terhadap penduduk Wamena

Keyakinan bahwa masyarakat Wamena bukanlah pelaku kerusuhan juga menjadi salah satu alasan mengapa para pengungsi mau kembali.

Hal itu yang dikatakan oleh Yotam Dimarkus (32), yang sehari-hari membuka warung di Jalan Irian, Wamena.

"Mereka sebenarnya baik-baik, yang bikin kerusuhan ini katanya bukan orang Wamena sebenarnya. Orang-orang Wamena baik-baik, selama ini kita komunikasi lancar, bahkan kadang kita makan bersama, aman-aman saja," tutur Yotam.

Meski baru enam tahun tinggal di Wamena, Yotam mengaku betah tinggal di sana dan akan kembali menjalankan usahanya seperti semula.

Bahkan ia juga langsung membawa istri dan kedua anaknya kembali ke Wamena.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyatakan bahwa pemerintah dan aparat keamanan terus berusaha meyakinkan para pengungsi agar bersedia kembali ke Wamena karena saat ini situasinya telah kondusif.

Selain itu, menurut Wiranto, masyarakat setempat di Wamena pun menginginkan agar para pengungsi bisa segera kembali dan beraktivitas seperti biasanya.

"Setelah kemarin bertemu dengan para pengungsi di Wamena, dengan para tokoh agama, dengan pemuka adat, kita bicara dari hati ke hati dan akhirnya kita simpulkan bahwa banyak masyarakat yang tetap ingin tinggal di Wamena," ucap Wiranto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com