GROBOGAN, KOMPAS.com - RS, seorang pelajar SD Negeri di wilayah Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah mengalami depresi berat setelah diduga menjadi korban perundungan (Bullying) oleh beberapa teman sebangkunya.
Ironis, siswa kelas 6 SD tersebut disebut sebut telah menerima bullying baik verbal dan fisik mulai sejak kelas 4 SD atau dua tahun ini.
Sejak saat itu kondisi psikis bocah berusia dua belas tahun itu mulai tak stabil, tak seperti biasanya. Ia lebih memilih berdiam diri di rumah hingga takut bertemu dengan seseorang.
Ibunda RS, Masrikah (49), menyampaikan, terhitung selama dua tahun ini, keluarganya telah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk pengobatan terapi psikologis terhadap RS.
Terlebih lagi, kondisi perekonomian keluarga yang pas-pasan. Bapak RS, Kasnawi (54) bekerja sebagai buruh bangunan.
Baca juga: Hendi: Tekan Kasus Bullying, Sekolah Harus Jadi Rumah Kedua Bagi Siswa
Meski sudah berkali-kali berobat, sambung dia, sejauh ini kondisi kesehatan mental RS tak kunjung kembali seperti sedia kala.
"Kami berharap pihak sekolah sudi membantu menyokong biaya pengobatan psikis anak saya. Kami sudah habis banyak uang untuk akomodasi dan sebagainya. Kami ini orang tak mampu," tutur penjual kerupuk ini saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Kelurahan Wirosari, Kecamatan Wirosari, Grobogan, Selasa (8/10/2019) sore.
Dijelaskan Masrikah, persoalan awal hingga berujung anak bungsunya tersebut menjadi korban bullying terjadi pada saat RS duduk di bangku kelas 4 SD.
Ketika itu, saat jam pelajaran kosong, RS dan teman-temannya bermain sepakbola di dalam kelas.
Nahas, saat itu bola yang ditendang RS mengenai jam dinding kelas hingga terjatuh di lantai.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.