Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peredaran Dollar Palsu Digagalkan, 2 Pengedar Digrebek Dini Hari

Kompas.com - 07/10/2019, 20:50 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com - Satuan Reskrim Polres Cirebon Kota Jawa Barat menangkap dua orang pelaku pengedar uang palsu di sebuah hotel, Minggu dini hari (6/10/2019).

Dari tangan keduanya, polisi mengamankan sejumlah uang palsu berbagai nilai pecahan dalam bentuk mata uang dalam dan luar negeri.

Hasil tangkapan tindakan kriminal pemalsuan uang itu ditunjukan jajaran Polres Cirebon Kota di kantor setempat, Senin (7/10/2019). Kedua pelaku berinisial MU dan SU yang berasal dari Jakarta Pusat.

“Jadi yang bersangkutan, berdasarkan pemeriksaan, diperintahkan salah satu orang, Abah E panggilannya, untuk mengedarkan uang palsu ini di Cirebon,” kata AKBP Roland Ronaldy, Kapolres Cirebon Kota, saat gelar perkara.

Baca juga: Perempuan di Bekasi Ditangkap Setelah Belanjakan Uang Palsu di Warung

Salah satu cara pengedarannya, kata Roland, kedua pelaku akan melakukan transaksi jual beli dan juga cara lainnya.

Namun, sebelum melakukan transaksi, Minggu dini, tim buser dari unit reskrim langsung menangkap para pelaku beserta seluruh barang bukti.

Roland bersama beberapa jajaran Polres Cirebon Kota menunjukan sejumlah barang bukti sebanyak 90 lembar uang palsu pecahan Rp 50 ribu.

Dollar palsu

Tak hanya dalam negeri, polisi yang pernah bertugas sebagai penyidik KPK ini, juga menunjukan sejumlah uang palsu bermata uang asing.

Beberapa di antaranya adalah 104 lembar uang palsu pecahan 100 Dollar Amerika Serikat, 2 buah lembar uang palsu pecahan 1 juta Dollar Hongkong, 1 buah lembar uang palsu pecahan 500 juta Dollar Hongkong, dan 1 lembar uang palsu pecahan 1.000 Ringgit Brunei.

Dalam pengungkapan kasus ini, tim buser tak hanya mendapatkan sejumlah lembar uang palsu yang siap edar, melainkan juga sejumlah lembar master.

Baca juga: Di Sumut Ditemukan 21.632 Lembar Uang Palsu dari Setoran ke Perbankan

 

Master uang palsu ini digunakan pelaku untuk mencetak dan memproduksi ulang uang palsu.

Beberapa master uang palsu yang didapat antara lain: 2 buah keping master rupiah pecahan 100 ribu, 1 buah keping master Dollar Amerika Serikat pecahan 100 dollar, 1 keping master Dollar Amerika Serikat pecahan 1 juta, dan lainnya.

“Ini ada master untuk mencetak uang, di antaranya, Malaysia, rupiah, us dollar, brunei, hongkong, dan lainya. Ini hasilnya, dan ini masternya,” kata Roland sambil menjelaskan satu persatu barang bukti.

Jaringan peredaran uang palsu

Lebih lanjut Roland menjelaskan, berdasarkan keterangan pelaku, uang palsu ini diproduksi di Jakarta dan akan diedarkan di Cirebon.

Tidak menutup kemungkinan, kedua pelaku ini memiliki jaringan luas, di dalam dan juga luar negeri.

“Kita akan lakukan pengembangan, tidak menutup kemungkinan memiliki jaringan internasional,” ungkap Roland.

Baca juga: Diduga Terima Uang Palsu Saat Transaksi, Nasabah BRI Lapor Polisi

Pihaknya berjanji akan mendalami kasus uang palsu mata uang luar negeri itu. Dia akan berkoordinasi dengan beberapa kepolisian daerah setempat untuk kerjasama mengungkap lokasi produksinya.

Menurut Roland, ini perlu dilakukan agar tidak banyak warga yang menjadi korban dan dirugikan.

Atas tindakan tersebut, kedua pelaku terancam pasal 245 KUHP tentang pemalsuan mata uang dengan ancaman 15 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com