Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arkeolog Temukan Tengkorak Manusia dan Saluran Air di Petirtaan Kuno Jombang

Kompas.com - 07/10/2019, 19:39 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Ekskavasi situs petirtaan kuno di Jombang Jawa Timur, secara perlahan mengungkap bentuk utuh bangunan petirtaan kuno.

Pada sisi utara bangunan petirtaan, ditemukan struktur saluran air. Saluran air itu diyakini sebagai saluran pembuangan.

Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Wicaksono Dwi Nugroho mengungkapkan, saluran air yang tersambung dengan bangunan petirtaan tersebut kemungkinan merupakan saluran pembuangan.

Untuk sementara, hasil ekskavasi mengungkap jika situs petirtaan kuno yang ditemukan di dasar sendang Sumberbeji tersebut memiliki dua saluran air.

Baca juga: Petirtaan Kuno Era Majapahit di Sumberbeji Jombang Didaftarkan Jadi Cagar Budaya

Saluran air pertama, terdapat pada sisi barat. Dari saluran air tersebut, air yang berasal dari sumber mata air mengalir ke dalam area petirtaan.

"Hari ini jam 3 sore, ditemukan struktur saluran air. Kami duga saluran air yang kedua ini sebagai saluran pembuangan dari bangunan petirtaan," kata Wicaksono kepada Kompas.com, Senin (7/10/2019) petang.

Situs kuno berbentuk petirtaan ditemukan di dasar sendang yang berada di Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Penemuan situs diawali dengan penemuan saluran air dengan dimensi bata yang biasa digunakan pada era Majapahit.

Baca juga: Petirtaan Kuno di Sedang Sumberbeji Jombang Mirip Candi Tikus di Mojokerto

Petirtaan kuno zaman Majapahit

Setelah diobservasi hingga dilakukan penggalian, terungkap jika situs kuno di dasar sendang Sumberbeji tersebut merupakan petirtaan kuno.

Sejak Selasa (1/10/2019) lalu, BPCB Jawa Timur melakukan ekskavasi di situs kuno tersebut.

Ekskavasi tahap kedua ini akan berlangsung hingga Kamis (10/10/2019) nanti.

Wicaksono mengatakan, selain mulai menemukan gambaran utuh dari bentuk petirtaan, pihaknya juga menemukan sejumlah benda kuno selama ekskavasi.

Sejauh ini, sebut dia, ditemukan puluhan keping pecahan porselin dari Tiongkok. Pecahan porselin dari Tiongkok teridentifikasi dari masa dinasti Yuan dan dinasti Song.

Baca juga: Tengkorak Manusia dan Runtuhan Menara Ditemukan di Situs Kuno Jombang

Temuan lainnya berupa 10 arca jaladwara dan 1 arca burung garuda. Arca yang yang ditemukan berasal dari batu andesit.

Selain itu, ditemukan pula struktur runtuhan bekas menara. Lalu, ada ada fragmen yang diduga sebagai tengkorak manusia yang ditemukan di 4 titik berbeda.

Wicaksono mengatakan, terkait fragmen yang diduga sebagai tengkorak manusia, pihaknya masih menunggu hasil penelitian tim ahli dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

"Hasil dari tim Unair (Universitas Airlangga) masih belum, kami masih menunggu," jelas dia saat dihubungi Kompas.com.

Baca juga: Fakta Menarik Situs Kuno di Jombang, Irigasi Tipe Tertutup hingga Identik dengan Zaman Majapahit

Tengkorak manusia

Sebelumnya diberitakan, para arkeolog menemukan fragmen yang diduga merupakan tengkorak manusia di area petirtaan kuno di Jombang, Jawa Timur.

Fragmen yang diduga tengkorak manusia itu ditemukan saat tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, melakukan ekskavasi situs petirtaan kuno yang ada di dasar sendang Sumberbeji.

Petirtaan kuno yang ditemukan di dasar sendang Sumberbeji, berada di Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Baca juga: 5 Fakta Penemuan Situs Kuno di Jombang, Diduga Bekas Dinding hingga Ada Serpihan Tengkorak Manusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com