Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Hari Mengungsi, Korban Gempa di Seram Barat Masih Tidur Beralaskan Tanah

Kompas.com - 07/10/2019, 16:43 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Ribuan pengungsi korban gempa bumi yang saat ini masih bertahan di sejumlah lokasi pengungsian di Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku, dalam kondisi memprihatinkan.

Meski sudah 11 hari mengungsi, namun banyak dari pengungsi yang belum juga mendapat bantuan berupa tenda, selimut dan kebutuhan lainnya.

Kondisi itu membuat banyak pengungsi terserang berbagai macam penyakit di lokasi pengungsian.

Pantauan Kompas.com di sejumlah titik lokasi pengungsian tampak banyak pengungsi yang terus jatuh sakit akibat kondisi sanitasi yang buruk di lokasi pengungsian.

Baca juga: Kisah Pengungsi Gempa Ambon, Takut Kembali ke Rumah hingga Tinggal Terpencar di Gunung

 

Kondisi itu semakin di perparah lantaran posko kesehatan yang disediakan sangat jauh dari lokasi pengungsian yang berada di hutan-hutan dan gunung.

Sejumlah pengungsi yang ditemui mengaku sejak mereka mengungsi hingga saat ini kebutuhan yang sangat mereka harapkan seperti tikar, selimut dan juga tenda belum juga didapat.

“Belum ada bantuan tenda, jadi kami bangun tenda sendiri, di sini kami ada 9 kepala keluarga berdesakan di satu tenda,” kata Wati Seknun (35), kepada Kompas.com di kawasan perbukitan Dusun Kepala Dua, Desa Kairatu, Minggu (6/10/2019).

Wati menuturkan, banyak keluarganya kini yang terserang penyakit karena harus tidur beralaskan tanah dalam kondisi trauma.

Selain tenda, selimut dan bahan makanan yang minim, para pengungsi juga sangat membutuhkan popok untuk lansia dan bayi.

“Itu di dalam (tenda) ada keluarga, orangtua kami yang sakit, kalau mau buang air besar kita gali tanah karena tidak ada MCK, tidak ada popok untuk mereka,” ujar dia.

Pengungsi lainnya, Hapsa Rahayaan mengaku, saat ini mereka masih sangat membutuhkan bantuan tenda, selimut, obat-obatan dan juga kebutuhan pokok.

“Beberapa hari ini hujan kami tidak bisa tidur karena air tergenang dalam tenda, banyak yang demam dan mulai gatal-gatal,” kata dia.

Menurut dia, bantuan dari pemerintah daerah memang sudah disalurkan kepada para pengungsi.

Namun, mereka hanya mendapat jatah beras dua kg dan dan mie instan dua bungkus, itu pun dihitung per tenda dan bukan per kepala keluarga.

“Saya dan anak saya (bayi) serta ponakan saya yang sana itu juga sedang sakit, tapi mau gimana lagi. Di sini juga tidak ada air bersih, kalau mau buang air atau mandi kami harus turun ke kampung dan itu jauh sekali,” ujar dia.

Baca juga: Pengungsi Gempa Ambon Terserang Berbagai Penyakit, Dinkes Akui Sanitasi Buruk

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com