Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuasa Hukum Meninggal Dunia, Walhi Sumut Sebut Banyak Kejanggalan

Kompas.com - 07/10/2019, 11:42 WIB
Dewantoro,
Khairina

Tim Redaksi

 

MEDAN, KOMPAS.com - Minggu (6/10/2019) sekitar pukul 15.30 WIB, Golfrid Siregar mengembuskan napas terakhir setelah menjalani perawatan dari Kamis (3/10/2019) dini hari di RS Adam Malik, Medan.

Kematiannya menyisakan tanda tanya terkait penyebabnya. Wahana Lingkungan Hidup Sumatera Utara (Walhi Sumut) menyebut banyak hal yang mencurigakan.

Direktur Walhi Sumut Dana Prima Tarigan mengatakan, kuasa hukum Walhi Sumut sejak 2016 tersebut mengalami luka serius di bagian kepala. Informasi awal yang didapatkan (akibat) kecelakaan.

"Pascaoperasi kami lihat luka ini bukan kecelakaan karena badannya tidak ada yang lecet. Sepeda motornya juga dicek teman-teman ke kantor polisi tidak ada yang rusak tanda-tanda kecelakaan," katanya.

Baca juga: Diduga Dibunuh, Kuasa Hukum Walhi Sumut Tewas dengan Luka Parah di Kepala

Selain itu, pihaknya juga belum mengetahui dengan pasti korban ditemukan di mana.

"Seperti dipukul keras dengan senjata tumpul. Selain bagian kepala, bagian tubuhnya tidak mengalami luka yang berarti. Sementara itu barang-barang korban, seperti tas, laptop, dompet, dan cincin, raib," katanya, Senin (7/10/2019). 

Fakta-fakta tersebut, menurutnya, menunjukkan advokat yang disebutnya gigih memperjuangkan keadilan bagi rakyat dan lingkungan hidup semasa hidupnya itu tidak hanya menjadi korban kecelakaan lalu lintas biasa.

"Ada indikasi dia menjadi korban kekerasan oleh oknum dengan motivasi tertentu. Meninggal dunianya merupakan kehilangan besar dan duka mendalam bagi keluarga besar Walhi Sumut," katanya. 

Selain itu, kata dia, berkendara di malam hari menjadi sangat berbahaya di mana korban mengalami kekerasan hingga nyawanya terenggut. Hal ini menunjukkan Kota Medan menjadi semakin tidak aman.

"Walhi Sumut mendesak kepolisian untuk segera mengusut tuntas penyebab kejadian yang menimpa Golfrid. Untuk memberikan keadilan kepadanya dan keluarga yang ditinggalkan," katanya. 

Baca juga: Korban Demo Mahasiswa di Palembang Berjumlah 49 Orang, Walhi Buka Posko Pengaduan

Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Sumut Roito Lumbangaol mengatakan, Golfrid menghilang sejak Rabu (2/10/2019) sekitar pukul 17.00 WIB untuk pergi ke JNE dan bertemu orang di Marendal. Sejak saat itu, korban tidak bisa dikontak oleh sang istri. 

Pada Kamis (3/10/2019) sekitar pukul 01.00 WIB, Golfrid Siregar ditemukan tidak sadarkan diri di fly over Jalan Jamin Ginting, Kecamatan Padang Bulan, Medan.

Korban ditemukan oleh tukang becak yang kebetulan melintas di sana. Oleh tukang becak tersebut kemudian korban dibawa ke RS Mitra Sejati lalu diarahkan untuk ditangani ke RSUP Adam Malik.

Golfrid Siregar mengalami luka serius di bagian kepala yang menyebabkan tempurung kepala hancur dan korban menjalani operasi pada Jumat (4/10/2019). Setelah sekitar 3 hari mendapatkan penanganan, korban mengembuskan napas terakhir.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com