Setiap peserta boleh membawa benang atau senar sendiri. Termasuk pilihan layang-layangnya.
"Ada yang membawa sendiri benangnya, layang-layang juga sesuai selera, bisa beli di lokasi atau bawa sendiri," ucap dia.
Ramidi menyampaikan, tujuan lomba layang-layang itu adalah untuk mengenalkan permainan tradisional kepada anak-anak.
Meski tidak bisa menghilangkan ketergantungan anak-anak pada ponsel, tapi setidaknya anak zaman sekarang bisa mengenal mainan yang dimainkan secara komunal dan tidak individualis.
Apalagi wilayah dusun yang berada di bawah Bukit Kelir itu juga mendukung untuk permainan anak yang membutuhkan ruang luas dan hawa yang sejuk.
Selain itu, lomba ini juga bertujuan meramaikan Pasar Kolbu yang baru dibuka selama tujuh bulan.
"Pasar ini menjual berbagai makanan tradisional, sehingga setelah main bisa menikmati anek sajian ndeso," ujar dia.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kisah Berdirinya Maskapai Pertama di Dunia, KLM
Sementara Hendro Teguh dari Gubuk Pentjeng mengungkapkan acara tersebut bisa menjadi sarana mengenalkan kekayaan alam dan kopi-kopi yang dimiliki Kabupaten Semarang.
"Istilahnya, segi mainannya dapat, mendatangkan wisatawan, kopi Kabupaten Semarang semakin dikenal," ujar dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.