Neni mengatakan, meskipun anaknya menjabat sebagai ketua DPRD Kota Bontang, ia memastikan akan menjalankan tugas secara profesional.
Neni mengatakan, pengambilan keputusan di DPRD bersifat kolektif kolegial sehingga meminimalisir potensi konflik kepentingan di antara mereka ketika mengemban jabatan masing-masing.
"Jadi enggak intervensi apapun," ungkap dia saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (5/10/2019).
Baca juga: Ketua DPRD Anaknya Sendiri, Walkot Bontang Jamin Tak Ada Intervensi
Saat dikonfirmasi Kompas.com, Andi Faisal mengatakan, keinginan menjadi ketua DPRD Kota Bontang bukan datang dari dirinya, tetapi dorongan masyarakat.
"Saya tidak ada niat mau maju jadi ketua DPRD. Cuma masyarakat selalu datang minta saya," katanya, Jumat (4/10/2019).
Andi membantah ada konflik kepentingan dirinya dengan sang ibu yang menjabat sebagai wali kota Bontang.
"DPRD itu sifatnya kolektif kolegial. Semua keputusan diambil bersama, bukan orang perorang," jelasnya.
Baca juga: Anak Jadi Ketua DPRD, Wali Kota Bontang Janji Tak Intervensi Fungsi DPRD
Selain itu, Andi juga membantah keberhasilannya sebagai anggota DPRD hingga terpilih sebagai ketua karena posisi ibunya sebagai wali kota.
"Saya ingin dilepas dari bayang-bayang ibu atau ayah saya. Saya sering turun ke masyarakat. Saya turun sosialisasi, tidak ada bayang-bayang ortu," tegas Andi.
Untuk itu, ia tak ingin hak politiknya dikebiri saat jadi ketua DPRD Bontang karena menurutnya itu tidak fair.
"Namanya politik. Kalau ada yang tidak suka, selalu goreng-goreng," katanya.
Baca juga: Ibu Jabat Wali Kota, Anak Diangkat Sebagai Ketua DPRD