Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Komunitas Barang Antik Temukan Guci Berisi 50 Kg Koin di Bekas Lokasi Karhutla

Kompas.com - 05/10/2019, 18:44 WIB
Aji YK Putra,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Kebakaran lahan gambut di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan membuat barang kuno yang selama ini terpendam di bawah permukaan bermunculan.

Barang-barang yang muncul tersebut sebagian besar adalah logam berbentuk perhiasan yang diduga peninggalan masa kerajaan Sriwijaya.

M Ary Anggara, anggota Komunitas Palembang Antik Kreatif Sriwijaya (Kompaks) mengaku, mendapatkan satu guci berisi koin kuno yang terbuat dari perunggu.

Baca juga: Harta Karun Kerajaan Sriwijaya Bermunculan di Lokasi Karhutla, Ini Penjelasannya

Berat koin tersebut mencapai 50 kilogram yang ditemukan di kawasan Upang, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan pada November 2018.

"Awalnya kami dapat informasi dari petani dan nelayan di sana, jika banyak barang, perhiasan atau koin yang terpendam di bawah lahan gambut yang terbakar. Lalu kami tindak lanjuti dan menemukan guci berisi koin kuno," kata Ary, Sabtu (5/10/2019).

Menurut Ary, pencarian itu mereka lakukan dengan memakai alat metal detector. Hampir seluruh barang yang ditemukan tersebut berada di bawah permukaan lahan gambut.

"Kalaupun menggali tidak terlalu dalam, hanya semeter saja sudah ketemu, sebagian besar memang koin dan perhiasan," ujarnya.

Baca juga: Fakta Lengkap Perburuan Harta Karun di Lokasi Karhutla, Ancam Jejak Kerajaan Sriwijaya hingga Ulah Para Cukong

Sementara itu, Ketua Komunitas Kompaks, Hermayudi menerangkan, pada Senin (23/9/2019), mereka menemukan empat koin yang mengandung emas di daerah Tulung Selapan, Kabupaten OKI.

Koin itu diduga peninggalan masa kerajaan Sriwijaya.

"Kami juga mendapat informasi kalau ada warga yang ketemu lempengan emas seberat 240 gram bertuliskan aksara kuno di kawasan itu. Tapi kami belum ketemu dengan warga yang menemukan," jelas Hermayudi.

Selain perhiasan dan koin, warga banyak menemukan gerabah, keramik, patung dan manik-manik dengan melakukan penggalian.

"Barang yang kami temukan itu dikumpulkan untuk dikoleksi, tidak dijual," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com