Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPRD Anaknya Sendiri, Walkot Bontang Jamin Tak Ada Intervensi

Kompas.com - 05/10/2019, 18:13 WIB
Zakarias Demon Daton,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com - Wali Kota Bontang Kalimantan Timur Neni Moerniaeni memastikan akan menjalankan tugas secara profesional meskipun Ketua DPRD Bontang dijabat oleh anaknya sendiri.

Diketahui, Ketua DPRD Bontang Andi Faisal Sofyan Hasdam adalah anak kedua Neni. Andi yang masih berusia 34 tahun terpilih dengan suara terbanyak 4.640 dan dilantik pada Jumat (4/10/2019).

Neni mengatakan, pengambilan keputusan di DPRD bersifat kolektif kolegial sehingga meminimalisir potensi konflik kepentingan di antara mereka ketika mengemban jabatan masing-masing.

"Jadi enggak intervensi apapun," ungkap dia saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (5/10/2019).

Baca juga: Ibu Jabat Wali Kota Bontang, Anak Jadi Ketua DPRD, Ini Faktanya...

Neni menegaskan, fenomena hubungan keluarga duduk dijabatan publik bukan hal baru dan tidak hanya di Kota Bontang.

Misalnya di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur juga di beberapa daerah lain.

Di daerah-daerah itu, ada suami istri dan anak duduk sebagai kepala daerah dan ketua DPRD.

"Di Bontang kebetulan saya wali kota. Anak saya ketua DPRD Bontang. Enggak masalah," kata dia.

Fenomena itu lahir dari hasil proses demokrasi. Masyarakat memilih secara langsung baik kepala daerah maupun perwakilan di DPRD.

Neni menjelaskan fenomena ini pernah terjadi ketika suaminya, Sofyan Hasdam menjabat sebagai wali kota Bontang 10 tahun lalu. Kala itu, dirinya menjabat sebagai ketua DPRD Bontang.

"Enggak ada masalah. Saya dulu ketua DPRD, suami saya (Sofyan Hasdam) wali kota. Enggak ada hal yang istimewa," kata dia.

Baca juga: Pilkada Tangsel 2020, Momen Masyarakat Putus Politik Dinasti

Justru dengan hubungan kekeluargaan, terjalin kerjasama yang baik antara legislatif dan eksekutif menjaga pemerintah yang baik.

"Tidak ada istri yang ingin suaminya celaka. Karena itu fungsi pengawasan lebih ketat," tuturnya.

Hal yang sama terjadi pada dirinya dan anaknya.

"Saya pikir anak saya tidak ingin saya celaka. Saya juga tidak ingin anak saya celaka. Apalagi di era keterbukaan informasi seperti ini kita harus transparan. Insya Allah dengan kolektif kolegial tidak ada yang dipermasalahkan," sambung Neni.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com