Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertahan Sehari, Balita 2,5 Tahun Tewas Usai Ditikam Pamannya

Kompas.com - 05/10/2019, 15:50 WIB
Hadi Maulana,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Balita berusia 2,5 tahun berinisial SH, Sabtu (5/10/2019) siang, meregang nyawa usai menjalani perawatan intensif selama satu hari di ruang GICU Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK), Batam, Kepulauan Riau.

Bayi mungil itu meninggal akibat kehilangan banyak darah setelah sang paman tega menikam berkali- kali.

"Korban meninggal karena tusukkan pisau yang sangat dalam menyentuh organ vital, sehingga korban kehilangan banyak darah dan nyawanya tak bisa terselamatkan," kata salah seorang perawat RSBK yang enggan dituliskan identitasnya.

Baca juga: Duduk Perkara Pembunuhan Pria yang Jenazahnya Ditemukan dalam Kondisi Bersujud, Berawal dari Cemburu

SH meninggal sekitar pukul 11.40 WIB. Saat diwawancara, perawat itu baru saja memandikan korban.

Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Nongsa Ipda Yustinus Halawa membenarkan peristiwa malang itu.

Yus menjelaskan, pelaku penikaman yang tidak lain adalah paman korban bernama Dodi Pace Simamora (27). Ia menikam sebanyak tiga kali.

Baca juga: 5 Fakta Baru Gempa Maluku, 4 Bayi Lahir di Pengungsian hingga Korban Jiwa 38 Orang

"Kasus ini masih kami dalami ya dan jenazah SH akan dibawa ke rumah duka di Kampung Teluk Bakau, Nongsa, Batam," kata Yustinus melalui sambungan telepon, Sabtu siang.

Pelaku sendiri saat ini sedang menjalani penanganan insentif di RS Soedarsono Darmosoewito, Kabil setelah berusaha bunuh diri usai menikam keponakannya. 

 

Kompas TV Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin membantah isu pemerintah menggunakan buzzer di tengah kondisi politik bernegara saat ini.<br /> <br /> Ngabalin menyebut justru pemerintah yang kerap menjadi korban <em>buzzer </em>politik yang masif di media sosial.<br /> <br /> Ali Moctar Ngabalin menilai, pemerintah tidak mungkin dapat mengorganisasi <em>buzzer</em> politik di media sosial walaupun akun tersebut memberikan dukungan kepada pemerintah.<br /> Hal tersebut ia nilai, sebagai bentuk dukungan masyarakat kepada kinerja pemerintah.<br /> <br /> Meski begitu, Ali Ngabalin menyatakan negara harus hadir untuk menertibkan <em>buzzer</em> politik yang berpotensi memunculkan konflik melalui berita hoaks yang disebar melalui media social. Terkait <em>buzzer</em> politik yang disebut-sebut digunakan oleh pemerintah, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai itu sebagai indikasi demokrasi yang tak sehat. #Buzzer #AliNgabalin #MardaniAliSera
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com