"Kita intip pake hape, ternyata ada di bawah tempat tidur gelap. karena ruangannya gelap kita andalkan lampu kamera," katanya.
Setelah dipastikan mengenai tubuh macan itu, Heri menunggu 5-10 menit bagi macan tertidur, setelah itu ia menangkap dan memasukannya ke kadang untuk kemudian dibawanya ke Bandung Zoo.
Pengalaman menangkap hewan liar ini telah dilakukannya berkali-kali. Menurutnya, menangkap macan menimbulkan adrenalin tertentu baginya.
"Paling mengerikan ini macan tutul karena sebelas dua belas sama di Pengalengan. Di Pangalengan macan tutul masuk kandang ayam, yang di Subang itu tidak terlihat karena gelap," serunya.
Ia memprediksi, ketika macan turun ke pemukiman warga karena ada beberapa faktor. "Prediksinya, karena perebutan teritorial, di situ ada jantan dewasa, bisa juga karena kurangnya pakan," ujarnya.
Menurutnya, macan itu sebenarnya takut dengan manusia, karenanya ketika masuk pemukiman warga, ia khawatir hewan liar itu bisa menjadi bulan-bulanan warga.
Mengingat hal tersebut, ia mengimbau agar warga yang dekat dengan lokasi konservasi untuk diberikan edukasi agar mengenal jenis dan karakter macan.
"Sehingga ketika bertemu macan tidak melakukan tindakan sendiri, jadi bisa lapor ke BKSDA atau kepolisian, nanti BKSDA yang lakukan bantuan," tuturnya.
Saat ini, koleksi macan tutul di Bandung Zoo sendiri ada tiga, yang terdiri dari dua jantan dan satu betina.
Baca juga: Percaya Kemunculan Macan, Warga Gunungkidul Sedia Ember Setiap Petang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.