Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Sunyi Dragon Athletic Club Salatiga, Padepokan Pencetak Atlet Lari Berprestasi

Kompas.com - 05/10/2019, 07:32 WIB
Dian Ade Permana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Deretan ratusan piala berjejer rapi di sudut rumah. Berdebu, seperti tak terawat. Di ruang sebelah, lelaki tua bersarung menatap pembangunan Stadion Kridanggo.

Di lapangan tersebut, puluhan atlet lari pernah dibina sang lelaki tua hingga mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.

Yon Daryono namanya. Pendiri Padepokan Dragon Athletic Club Salatiga. Dari didikannya, atlet-atlet lari jarak jauh lahir.

Suryati, Maryati, Rumini Sudragni, Hanni Melon, Erni Ulatningsih adalah sebagian yang merasakan langsung sentuhan kepelatihan Yon. Di bagian putra, ada nama Noor Amin, Lestarianto, Hendro Suwarno, dan Lucen Yatindas.

Di lingkup nasional, apalagi even Pekan Olahraga Nasional (PON) nama-nama tersebut adalah jaminan mutu peraih medali. Erni Ulatningsih peraih emas PON Riau 2012. "Setelah Erni, saya tak lagi menemui bibit pelari yang bisa menyamai," kata Yon dengan suara lirih, Jumat (4/10/2019).

Baca juga: Cerita Warga soal Kegiatan di Padepokan Winardi yang Mengaku Imam Mahdi

Yon memang tak lagi seperti dulu. Lelaki kelahiran 10 Oktober 1946 ini sekarang rapuh. Asam lambung dan berbagai penyakit telah menggerogoti tubuhnya. Tapi, semangat melahirkan atlet lari terus menggelora.

"Saya sudah tidak bisa teriak di pinggir lintasan. Anak saya yang mendampingi atlet," ucapnya. Di Dragon, anak perempuan Yan, Lusia Cahya Sari yang menjadi pelatih. Sementara anak lelakinya, Yayan Sumojati pelatih di PPLP Jateng.

Menurut Yon, mendidik atlet di era sekarang, tantangannya berat. "Bukan dari sisi pelatihnya, tapi atletnya. Juara itu adalah hasil dari kemauan dan kerja keras atlet. Atlet harus fokus, pelatih hanya mengarahkan," ungkapnya.

Dulu kata Yon, atlet setelah latihan wajib sering menambah porsinya sendiri. Sekarang, atlet sibuk dengan gawai hingga melupakan waktu istirahat.

Saat mendirikan Dragon Athletic Club Salatiga pada 1981, atletnya berlatih di Lapangan Pancasila.

"Biasa itu atlet ketabrak becak, soalnya kan itu fasilitas umum," kata Yon. Setelah Suryati juara di Jepang, Presiden Soeharto membangunkan Stadion Kridanggo untuk atlet Dragon.

Baca juga: Pengobatan Caleg Stres di Padepokan Maung Bodas, Depresi Suara Jeblok karena Di-PHP Timses (1)

 

Terngiang kata-kata Bob Hasan...

Setelah ada Stadion Kridanggo, atlet-atlet muda bermunculan. Pernah, lanjut Yon, Bob Hasan marah karena dia menolak mengirim atlet ke Pelatnas.

"Pelatnas itu bukan malaikat. Di Salatiga aja bisa juara, kenapa harus ke Pelatnas. Tapi biasa itu bersitegang dengan Pak Bob, akhirnya kami malah jadi baik dan sering berdiskusi soal atletik," jelasnya.

Dia terngiang kata-kata Bob Hasan yang menjadi motivasi untuk pembuktian atlet Dragon.

"Pak Bob berkata, 'masak sama atlet ndeso kalah.' Masak Salatiga dinilai ndeso, ya saya tidak terima. Makanya saya pacu atlet Dragon agar berprestasi," katanya.

Yon memang tak lagi mendampingi atlet di pinggir lapangan. Tapi semangat dan energinya untuk membina atletik tak pernah padam.

"Saya bukan anggota DPRD yang butuh atlet banyak, butuh suara banyak. Saat ini, yang latihan adalah cucu-cucu saya. Tapi suatu saat mereka akan berprestasi, asal didukung semua pihak dan pemerintah. Minimal ada bapak asuh untuk atlet," harap Yon.

Pelatih Bhayangkara Athletic Salatiga, Cendikia Paramadani, yang juga suami Erni Ulatningsih, mengatakan Yon adalah sosok panutan bagi dunia atletik.

"Sumbangsih beliau bagi dunia atletik memang sangat besar. Energi dan ilmunya sangat berarti," kata Cendikia.

Baca juga: Bupati Probolinggo: Padepokan Dimas Kanjeng Segera Dibubarkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com