Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kuliah hingga Jadi Wali Kota, Bakso Pak Dhi di Kantin Arsitektur ITS Jadi Favorit Risma

Kompas.com - 04/10/2019, 12:38 WIB
Ghinan Salman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Bakso Pak Dhi tidak hanya disukai mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Para alumni angkatan tahun 1990-an, menurut Pardi penjual bakso, juga kerap membeli Bakso Pak Dhi ketika singgah di ITS.

Bahkan, salah satu alumni yang suka membeli Bakso Pak Dhi adalah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Risma sendiri merupakan alumnus ITS jurusan Arsitektur yang lulus sarjana strata 1 tahun 1987.

Baca juga: Bakso Pak Dhi, Makanan Legendaris Mahasiswa dan Alumni ITS

 

Saat itu, Pardi belum berjualan di Kantin Arsitektur, hanya berjualan keliling di kampus ITS dan perumahan dosen.

Setelah lulus S-1 Jurusan Arsitektur, Risma melanjutkan studi pascasarjana di ITS dengan mengambil jurusan Manajemen Pembangunan Kota dan lulus pada tahun 2002.

Pardi mengungkapkan, saat masih kuliah, Risma sering membeli baksonya.

Saat itu, Pardi masih berjualan di bawah tangga sebelum pada 2012 dia pindah di kantin baru yang dia tempati untuk berjualan hingga saat ini.

"Dulu waktu masih di bawah tangga Bu Risma sering beli bakso saya, kalau di sini (kantin baru) belum pernah," kata Pardi, kepada Kompas.com, belum lama ini.

Meski Risma sudah menjadi wali kota dan sibuk dengan kegiatan di pemerintahan, Pardi mengatakan, Risma sesekali pernah memesan baksonya.

"Anak buahnya, orang pemkot yang ke sini," ujar Pardi.

Menurut dia, ketika Pemerintah Kota Surabaya menggelar kegiatan di ITS dan dihadiri Risma, Pardi selalu dipanggil Risma.

Setiap kali menggelar acara di ITS, kata Pardi, Risma selalu memesan baksonya.

"Dulu kalau Bu Risma ada acara di sini selalu panggil saya. Saya disuruh ngantarkan bakso, kan Bu Risma dulu kuliahnya di Arsitek sini, lulusan Arsitektur (ITS)," terang Pardi.

Selain Risma, para alumni ITS terutama jurusan Arsitektur juga kerap membeli baksonya, terutama ketika menggelar sebuah acara di kampus.

Pria asal Sragen, Jawa Tengah, ini bersyukur dagangannya selalu laris dan baksonya juga selalu dirindukan para alumni ITS.

Pardi menceritakan, ketika perkuliahan sudah aktif, Kantin Arsitektur selalu ramai dan baksonya akan diburu mahasiswa maupun pegawai ITS.

Karena itu pula, Pardi mempersilakan semua orang yang membeli bakso untuk mengambil makanan sendiri.

Sebab, Pardi hanya sendirian. Ia juga harus membagi waktu untuk mencuci mangkuk bakso.

Dalam beberapa jam, kata Pardi, mangkuk bakso yang harus dicuci sekitar 150 buah.

"Karena saya sendirian, enggak ada yang kora-kora (cuci piring). Mangkuk bakso itu menumpuk di meja-meja, banyak yang belum diambilin. Ada 150 mangkuk masih di meja," ujar Pardi.

Setiap pukul 17.00 WIB, entah baksonya habis atau tidak, dagangannya akan ditutup dan ia segera pulang ke rumah.

Baca juga: Cerita Bakso Pak Dhi: Awalnya Berjualan Keliling hingga Jadi Makanan Wajib di ITS

Di rumah, waktunya lebih banyak digunakan untuk istirahat. Sebab, pada tengah malam Pardi harus memasak bakso untuk dijual di hari berikutnya.

"Jam lima sore kan sudah sepi, jadi ditutup. Saya pulang ke rumah dipakai untuk istirahat. Jam dua pagi saya bangun, masak. Jam 7 pagi saya jualan lagi. Makanya istirahat kurang," kalakar Pardi.

Hanya pada hari Sabtu dan Minggu Pardi tidak berjualan. Ketika kuliah aktif maupun libur, Pardi tetap berjualan dan baksonya tidak pernah sepi.

"Liburan tetap jualan, cuma pas bulan puasa saja (enggak jualan), pulang ke Sragen satu bulan penuh," tutur Pardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com