"Saya waktu itu memang pengen harganya di bawah rata-rata, jadi saya mematok harga di bawah mereka (warung lainya). Kalau segmen saya mahasiswa, salah satu yang membuat mereka terus jadi pelanggan ya harga," ungkap dia.
Selain harga yang murah, Yoyok juga mempunyai trik untuk menarik mahasiswa agar menjadi pelanggan di Waroeng SS. Trik tersebut, membebaskan setiap konsumen untuk mengambil nasi bahkan nambah.
"Yang menarik itu dulu, nasi bebas. Bayarnya sekali, mau nambah nasi lagi bebas itu yang saya jadikan daya tarik bagi mahasiswa," kata dia.
Awal-awal buka, untuk promosi dan agar terlihat ramai, Yoyok meminta teman-teman kuliahnya di Teknik Kimia UGM untuk datang ke warungnya. Caranya waktu itu, Yoyok mengirimkan SMS keberapa temanya kuliah.
Baca juga: Sambal Sagela Kesukaan BJ Habibie, Apa Bedanya dengan Sambal Roa?
Seiring berjalanya waktu, Waroeng Spesial Sambal semakin dikenal. Harganya yang murah, lokasi yang strategis, varian sambal yang banyak dan bebas untuk nambah nasi, membuat Waroeng SS tak butuh waktu lama merebut hati mahasiswa di Yogyakarta.
Bahkan, Waroeng Spesial Sambal menjadi idola baru bagi para mahasiswa tidak hanya UGM, namun mahasiswa lain di Yogyakarta.
Kenangan Waroeng SS
Waroeng Spesial Sambal di jalan Kaliurang Km 3 tepatnya sebalah Barat Grha sabha Pramana sampai saat ini masih tetap dipertahankan oleh Yoyok.
Sebagai cikal bakal Waroeng SS, warung tenda di trotar Jalan Kaliurang Km 3 memiliki nilai sejarah baik bagi Yoyok maupun para pelanggan, terutama genarasi muda tahun 2000-an waktu itu.
"Memang kita pertahankan seperti itu. Meja, kursi, lesehan, tenda dari dulu ya seperti itu, yang berubah dapurnya karena alatnya kita tingkatkan," ujar dia.
Sering para mahasiswa yang sudah lulus, menyempatkan diri untuk datang ke Yogyakarta.
Mereka datang untuk makan di Waroeng Spesial Sambal. Sebab, selain memiliki kenangan, mereka rindu akan pedasnya sambal di Waroeng SS.
Yoyok menceritakan, pernah ada alumni UGM yang tinggal di Pakanbaru yang menghubunginya.
Alumni ini dulu sewaktu masih mahasiswa, sering makan di Waroeng Spesial Sambal.
Ia memesan beberapa menu dan meminta agar dikirimkan ke Pekanbaru.
"Jadi sedang ngidam, dia di Pekanbaru dulu mahasiswa di sini (UGM) lalu pesan dan minta dikirim. Kita kirim mentah yang belum digoreng, karena kalau matang sampai sana kan sudah tidak enak, tapi kita beritahu nanti di begini, beginikan," beber dia.
Bahkan, ada juga pelanggan yang cerita jadian di Waroeng Spesial Sambal. Sehingga, setiap malam minggu bersama pacarnya makan di warung ini.
Karena mempunyai kenangan, keduanya setiap malam minggu mengenang momen indah tersebut dengan makan berdua di Waroeng Spesial Sambal.
"Kita kan ada hotline, jadi mereka cerita di situ," tutur dia.
Tak hanya itu, ada juga warga negara Malaysia yang dulu kuliah di UGM. Selama kuliah di UGM, ia menjadi pelanggan Waroeng Spasial Sambal.
Baca juga: Tinjau Bandara Internasional Yogyakarta, Jokowi Harap Wisman Meningkat
Setelah di wisuda, Ia pulang ke Malaysia. Suatu saat, alumni UGM tersebut kangen dengan Waroeng Spesial Sambal.
Ia sengaja datang ke Yogyakarta. Ia lantas bersama suaminya khusus mengambil cuti untuk ke Yogyakarta.
Selama satu minggu di Yogyakarta itu, alumni UGM bersama suaminya tersebut setiap hari makan di Waroeng Spesial Sambal.
"Banyak yang datang ke SS itu karena dulu ada kenangan. Ya walaupun tidak harus ke Yogya, tetapi ke cabang yang ada di daerahnya, biasanya mereka tanya ke hotline atau media sosial kita dulu," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.