Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berawal dari Kaki Lima, Waroeng Spesial Sambal Tebarkan Pedas hingga Luar Negeri

Kompas.com - 04/10/2019, 11:57 WIB
Wijaya Kusuma,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

"Saya waktu itu memang pengen harganya di bawah rata-rata, jadi saya mematok harga di bawah mereka (warung lainya). Kalau segmen saya mahasiswa, salah satu yang membuat mereka terus jadi pelanggan ya harga," ungkap dia.

Selain harga yang murah, Yoyok juga mempunyai trik untuk menarik mahasiswa agar menjadi pelanggan di Waroeng SS. Trik tersebut, membebaskan setiap konsumen untuk mengambil nasi bahkan nambah.

"Yang menarik itu dulu, nasi bebas. Bayarnya sekali, mau nambah nasi lagi bebas itu yang saya jadikan daya tarik bagi mahasiswa," kata dia.

Awal-awal buka, untuk promosi dan agar terlihat ramai, Yoyok meminta teman-teman kuliahnya di Teknik Kimia UGM untuk datang ke warungnya. Caranya waktu itu, Yoyok mengirimkan SMS keberapa temanya kuliah.

Baca juga: Sambal Sagela Kesukaan BJ Habibie, Apa Bedanya dengan Sambal Roa?

Seiring berjalanya waktu, Waroeng Spesial Sambal semakin dikenal. Harganya yang murah, lokasi yang strategis, varian sambal yang banyak dan bebas untuk nambah nasi, membuat Waroeng SS tak butuh waktu lama merebut hati mahasiswa di Yogyakarta.

Bahkan, Waroeng Spesial Sambal menjadi idola baru bagi para mahasiswa tidak hanya UGM, namun mahasiswa lain di Yogyakarta.

Kenangan Waroeng SS 

Waroeng Spesial Sambal di jalan Kaliurang Km 3 tepatnya sebalah Barat Grha sabha Pramana sampai saat ini masih tetap dipertahankan oleh Yoyok.

Sebagai cikal bakal Waroeng SS, warung tenda di trotar Jalan Kaliurang Km 3 memiliki nilai sejarah baik bagi Yoyok maupun para pelanggan, terutama genarasi muda tahun 2000-an waktu itu.

"Memang kita pertahankan seperti itu. Meja, kursi, lesehan, tenda dari dulu ya seperti itu, yang berubah dapurnya karena alatnya kita tingkatkan," ujar dia.

Sering para mahasiswa yang sudah lulus, menyempatkan diri untuk datang ke Yogyakarta.

Mereka datang untuk makan di Waroeng Spesial Sambal. Sebab, selain memiliki kenangan, mereka rindu akan pedasnya sambal di Waroeng SS.

Yoyok menceritakan, pernah ada alumni UGM yang tinggal di Pakanbaru yang menghubunginya.

Alumni ini dulu sewaktu masih mahasiswa, sering makan di Waroeng Spesial Sambal.

Ia memesan beberapa menu dan meminta agar dikirimkan ke Pekanbaru.

"Jadi sedang ngidam, dia di Pekanbaru dulu mahasiswa di sini (UGM) lalu pesan dan minta dikirim. Kita kirim mentah yang belum digoreng, karena kalau matang sampai sana kan sudah tidak enak, tapi kita beritahu nanti di begini, beginikan," beber dia.

Bahkan, ada juga pelanggan yang cerita jadian di Waroeng Spesial Sambal. Sehingga, setiap malam minggu bersama pacarnya makan di warung ini.

Karena mempunyai kenangan, keduanya setiap malam minggu mengenang momen indah tersebut dengan makan berdua di Waroeng Spesial Sambal.

"Kita kan ada hotline, jadi mereka cerita di situ," tutur dia.

Tak hanya itu, ada juga warga negara Malaysia yang dulu kuliah di UGM. Selama kuliah di UGM, ia menjadi pelanggan Waroeng Spasial Sambal.

Baca juga: Tinjau Bandara Internasional Yogyakarta, Jokowi Harap Wisman Meningkat

 

Setelah di wisuda, Ia pulang ke Malaysia. Suatu saat, alumni UGM tersebut kangen dengan Waroeng Spesial Sambal.

Ia sengaja datang ke Yogyakarta. Ia lantas bersama suaminya khusus mengambil cuti untuk ke Yogyakarta.

Selama satu minggu di Yogyakarta itu, alumni UGM bersama suaminya tersebut setiap hari makan di Waroeng Spesial Sambal.

"Banyak yang datang ke SS itu karena dulu ada kenangan. Ya walaupun tidak harus ke Yogya, tetapi ke cabang yang ada di daerahnya, biasanya mereka tanya ke hotline atau media sosial kita dulu," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com