Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsi Gempa Ambon Terserang Berbagai Penyakit, Dinkes Akui Sanitasi Buruk

Kompas.com - 04/10/2019, 07:28 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Para pengungsi korban gempa bumi yang saat ini tersebar di sejumlah titik lokasi pengungsian di Maluku, mulai terserang berbagai macam penyakit.

Pengungsi yang saat ini masih bertahan di lokasi pengungsian umumnya mengeluhkan gatal-gatal, sakit kepala, pilek, demam dan pusing.

“Banyak yang terserang gatal-gatal, ada juga yang kurang darah, demam, batuk,” kata Gazali Patty, salah satu warga Desa Latu, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, kepada Kompas.com, Kamis.

Baca juga: Pascagempa Ambon, 821 Lindu Susulan hingga Pemprov Maluku Akan Bangun Huntara

Dia menyebut, di lokasi tempatnya mengungsi bersama ribuan warga lainnya, belum ada posko kesehatan yang didirikan, sehingga warga yang sakit hanya dibantu oleh petugas kesehatan yang ada di desa tersebut.

“Tidak ada posko kesehatan di sini, tidak ada MCK, tidak ada air bersih dan bantuan logistik juga sangat terbatas,” ujar dia.

Warga Desa Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Moses juga mengeluhkan hal yang sama.

Menurut dia, meski sudah ada posko kesehatan dan tenaga medis di lokasi pengungsian di desa tersebut, namun warga terus sakit-sakitan.

“Mungkin karena dingin ya, apalagi beberapa malam ini terus turun hujan,” ujar dia.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Meykal Pontoh mengakui, sejumlah pengungsi yang masih menempati lokasi-lokasi pengungsian mulai terserang penyakit.

Penyakit yang menyerang para pengungsi ini, kata Pontoh, berupa batuk, pilek deman hingga kulit alami gatal-gatal.

"Penyebabnya faktor lingkungan berupa sanitasi, apalagi setelah hujan air tergenang di sekitar lokasi pengungsian. Meskipun tidak sampai banjir," sebut dia, saat dikonfirmasi di Posko Penanganan Bencana Gempa Provinsi Maluku di aula Korem 151/Binaiya, Ambon, Kamis (3/10/2019).

Baca juga: BNPB: Gara-gara Hoaks Gempa, 115.290 Jiwa Warga Ambon Mengungsi

Dia juga mengakui bahwa lokasi pengungsian warga masih sangat jauh dari standar kesehatan.

Akibatnya, warga tidak nyenyak saat tidur dikarenakan terkena hujan di malam hari, kena matahari di siang hari, selain itu para pengungsi tidur beralaskan terpal.

“Tidur di atas bebatuan sehingga badan-badan para pengungsi pegal, makan juga tidak teratur serta tidur dalam ketakutan sehingga mempengaruhi kesehatan,” ujar dia.

Dia menambahkan, untuk masalah kesehatan para pengungsi, pihaknya telah membentuk posko kesehatan di sejumlah lokasi pengungsian.

Dia juga menjamin stok obat untuk para pengungsi aman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com