Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sungai Mengering, Warga Temukan Benda yang Diduga Situs Purbakala

Kompas.com - 02/10/2019, 20:07 WIB
Dani Julius Zebua,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com - Bekas benda dan bangunan mirip peninggalan zaman purbakala ditemukan di sebuah jalur berliku di sungai kecil yang kering di Dusun Ngrandu, Desa Kaliagung, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Warga menamainya Kali Setro. Kali ini hanya selebar 2-4 meter, dengan kedalaman sekitar 1-2 meter.

Airnya cukup deras ketika musim hujan. Namun, saat ini kali sedang mengering karena kemarau.

Ketika mengering, warga sekitar menemukan bekas-bekas bangunan di dasar sungai.

Kebanyakan berupa tumpukan bata merah dengan ukuran 40 x 10 sentimeter.

Batu bata tersebut sampai terserak di tebing sungai.

Baca juga: Tiga Situs Bersejarah Gorontalo Diusulkan sebagai Cagar Budaya, Apa Saja?

Selain itu, juga ada beberapa pecahan benda yang diperkirakan sebagai yoni. Yoni biasa dikenal sebagai tumpuan bagi lingga atau arca.

"Sudah ada sejak lama. Dibiarkan seperti ini," kata Kramawiyana (85) warga Banyunganti Kidul, Kaliagung, Rabu (2/10/2019).

Kramawiyana yang biasa disapa Mbah Kromo menyebutkan, pada zaman dulu ada sebuah cerita mengenai arca di dekat sungai.

Ia menggambarkan sebuah arca besar yang cukup berat, sampai harus diangkat 4 laki-laki dewasa.

"Saya sendiri tidak pernah lihat. Ini berdasarkan cerita Ayah saya tentang arca dimainkan orang-orang. Diangkat 4 orang sore, besok paginya sudah kembali sendiri," kata Mbah Kromo mengingat cerita Pawiradikrama, ayahnya.

Warga menyebut daerah itu pun sebagai Candi Ngreco, dari kata candi arca.

Benda-benda yang diyakini mengandung nilai sejarah di Kaliagung tersebut kemudian diunggah ke dunia maya, sehingga ramai dibicarakan.

Diperiksa Dinas Kebudayaan

Dinas Kebudayaan Kulon Progo kemudian datang ke lokasi itu untuk memeriksa.

Mereka mendapati sisa batu bata dan benda yang diduga yoni.

Menurut petugas, ukuran batu bata merah tersebut hampir sama dengan batu bata merah yang ada di situs Botowiyah. 

Pada lokasi terpisah yang tak jauh dari Candi Ngreco, mereka juga mendapati dua temuan lain yang diduga mengandung nilai sejarah. 

Temuan yang satu berupa tugu kecil dan pipih semacam gapura atau prasasti yang dinamai Bilpang.

Tak jauh dari sana terdapat kolam mata air yang dinamai Sendang Beji.

Dinas Kebudayaan Kulon Progo telah melaporkan penemuan tersebut ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta. 

"Kaliagung ini belum ada apa-apa, karena baru kemarin. Proses sekarang dibawa ke BPCB yang akan mengolah dan menganalisis apa itu. Hasilnya yang akan kita terima," kata Kepala Seksi Kepurbakalaan dan Permuseuman, Fitri Atiningsih Fauzatun.

Fitri mengatakan, Dinas Kebudayaan terus mengupayakan penyelamatan bagi semua situs dari ancaman pembangunan yang semakin masif. 

"Kalau tidak diberi perlindungan hukum, maka akan tergusur oleh pembangunan," kata Fitri. 

Dinas Kebudayaan Kulon Progo sendiri telah menyelamatkan ratusan benda sejarah dan purbakala.

Saat ini, mereka mengoleksi 316 benda warisan budaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com