Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda Sultra Janji Ungkap Kasus Kematian 2 Mahasiswa Kendari Secara Transparan

Kompas.com - 02/10/2019, 16:53 WIB
Kiki Andi Pati,
Khairina

Tim Redaksi

KENDARI, KOMPAS.com - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Universitas Halu Oleo (UHO) berunjuk rasa di Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Sultra, Rabu (2/10/2019) Jalan Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Mereka datang untuk menanyakan penanganan kasus kematian dua mahasiswa saat aksi unjuk rasa berakhir rusuh pada Kamis (26/9/2019).

Ratusan mahasiswa itu disambut langsung Kapolda Sultra yang baru dilantik, Brigjen Merdisyam.

Baca juga: Unjuk Rasa Damai lewat Seni Teatrikal Melayat Mahasiswa Kendari yang Tewas Ditembak

Di hadapan ratusan mahasiswa, Ketua KBM UHO Maco mendesak kepolisian untuk segera menangkap pelaku penembakan mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UHO, Randi (21) kemudian diadili berdasarkan hukum yang berlaku.

"Kami memberikan waktu satu kali 24 jam untuk polisi mengungkap, dan menangkap siapa pelakunya. Karena kami juga punya tanggung jawab moral kepada keluarga korban," tegas Maco.

Tak hanya itu, Maco yang memimpin aksi unjuk rasa juga meminta kepada Kapolda Sultra mencopot Kapolres Kendari, karena menurut mahasiswa, akibat tindakan kepolisian dalam membubarkan demonstrasi menyebabkan jatuh korban yakni  Randi dan Yusuf.

Oleh karena itu, KBM UHO berharap adanya perubahan dan revitalisasi tindakan kepolisian di Sultra.

Sebab, tindakan represif selama membuat trauma dan meresahkan masyarakat Sultra, sehingga muncul mosi tidak percaya publik kepada Polda Sultra.

Kapolda Sultra Brigjen Pol Merdisyam yang menerima mahasiswa di perempatan Jalan Haluoleo Kendari, menjelaskan penanganan kasus ini menjadi sangat prioritas.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian, kata Merdisyam, telah mengambil langkah dengan mengganti Kapolda Sultra.

Selain itu, Kapolri membentuk tim investigasi dengan melibatkan Bareskrim, Intelkam kemudian bidang Profesi dan Pengamanan (Propam).

Tim investigasi ini  dipimpin oleh Inspektorat dan Pengawasan Umum (Irwasum) Polri.

"Investigasi dan pengungkapan akan dibuka secara transparan, tidak ada yang ditutupi. Jika dalam pengungkapan ada indikasi keterlibatan anggota Polri, maka akan dituntut, ini jaminan kami," tegas Merdisyam di hadapan massa aksi.

Baca juga: Kronologi Ibu Hamil 6 Bulan Tertembak Saat Demo Ricuh Kendari, Ada Proyektil Peluru di Paha Kanan

Merdisyam menjamin, tim akan mengungkap kasus ini secara transparan, dan cepat. Tim investigasi bekerja, baik pemeriksaan secara internal maupun eksternal.

Dan, jika ada bukti atau petunjuk yang lain dari kejadian tersebut, pihaknya akan membuka.

"Tidak boleh ada sesuatu yang lewat, harus ada data dan fakta yang jelas. Karena ini tanggung jawab kami kepada publik," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi di kota Kendari pada Kamis (26/9/2019) yang menolak UU KPK dan sejumlah rancangan undang-undang berakhir rusuh.

Dua mahasiswa dari UHO tewas dalam peristiwa itu. Kedua mahasiswa yang meninggal itu adalah Randi (21), Mahasiswa Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan dan Muh Yusuf Kardawi (19), Mahasiswa Fakultas Teknik UHO Kendari. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com