Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Sosok Fanli, Siswa SMP yang Tewas Saat Dihukum Lari oleh Guru di Sekolah

Kompas.com - 02/10/2019, 15:04 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Khairina

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com - Kepergian Fanli Lahingide (14), siswa SMP di Manado yang tewas saat dihukum lari oleh guru piket berinisial CS, Selasa (1/10/2019) pagi menyisakan kepedihan bagi orangtua dan keluarganya.

Ibu Fanli, Julian Mandiangan mengaku sangat terpukul dengan peritiwa ini.

"Anak saya pergi ke sekolah dengan keadaan sehat-sehat dan kembali sudah terbujur kaku," kata Julian saat diwawancara Kompas.com di rumah duka kompleks Perumahan Tamara, Kecamatan Mapanget Barat, Manado, Rabu (2/10/2019) pukul 13.22 Wita.

Baca juga: Seorang Siswa SMP Tewas Setelah Dihukum Lari di Sekolah

Menurut dia, hukuman yang diberikan kepada anaknya sudah kelewatan.

"Kami tidak menerima ini. Apalagi guru yang menghukum anak saya Fanli, pernah juga menghukum anak saya yang tua (Yulita) dengan mencubit sampai biru," ujar dia.

Julian mengatakan, ia sangat terpukul dengan kepergian Fanli.

"Anak saya itu pendiam dan rajin ke sekolah. Ke sekolah ayahnya yang selalu antar. Dia juga tidak ada sakit," cerita Julian dengan mata berkaca-kaca.

Ia berharap kejadian ini tidak terjadi sekolah lain. Dinas Pendidikan juga harus memperhatikan kejadian seperti ini.

"Cukup anak saya yang mengalami kejadian seperti ini. Kepolisian agar mengusut tuntas kasus ini, agar pelaku bisa dihukum sesuai aturan," katanya.

Baca juga: Kronologi Siswa SMP Tewas Saat Dihukum Lari oleh Guru di Sekolah

Fanli lulusan SD GMIM Kima Atas, Kecamatan Mapanget, Kota Manado. Fanli dibesarkan dalam keluarga yang sederhana.

Ayahnya berprofesi sebagai seorang petani dan sang ibu Julian Mandiangan adalah seorang ibu rumah tangga.

Julia menceritakan, saat mendengar anaknya dibawa ke RS AURI ia sangat syok. Saat di RS AURI dirinya meminta agar anaknya diberikan pertolongan. Tim medis sempat memberikan pertolongan.

Tapi, kondisi Fanli sudah sangat kritis. Kemudian dirujuk ke RS Prof Kandou. Namun, saat tiba di RS Kadou Fanli sudah meninggal.

Dari RS Prof Kandou, jenazah Fanli dipindahkan ke RS Bhayangkara untuk dilakukan otopsi. Di sana, Kepala Sekolah SMP Kristen 46 ikut mendampingi.

"Hasil otopsi nanti ada satu minggu ke depan," sebutnya.

Pantauan Kompas.com, tenda sudah berdiri di rumah duka. Jenazah Fanli akan dimakamkan pada Kamis (3/10/2019) di Kelurahan Kima Atas, Kecamatan Mapanget, Manado.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com