Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gabungan Ormas Kebangsaan Imbau Masyarakat Tak Terprovokasi Hoaks

Kompas.com - 02/10/2019, 14:51 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Gabungan organiasasi masyarakat kebangsaan mengajak masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi berbagai informasi yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat diimbau untuk selektif dan mencari tahu sumber informasi yang akurat.

Imbauan itu merupakan salah satu pernyataan sikap gabungan ormas kebangsaan untuk merespons situasi terkini di Indonesia. 

Gabungan ormas tersebut terdiri dari Ikatan Sarjana Nadhatul Ulama (ISNU), Vox Point Indonesia, Gerakan Kasih Indonesia (Gerkindo), Asosiasi Pendeta Indonesia (API), Cipta Cendekia Indonesia (C2I), Forum Komunikasi Kristiani (FKK) dan Forkom Narwastu.

Mereka menilai, kehidupan kebangsaan dan kenegaraan di Indonesia sedang mengalami kemunduran.

Baca juga: Dinilai Sebarkan Hoaks, Wakil Ketua Bappilu PDI-P Kota Surakarta Diadukan ke Polisi

 

Nilai-nilai harmoni, sosial-budaya, kerukunan, dan saling menghormati sesama anak bangsa terus tergerus oleh kepentingan individu, kelompok dan golongan.

"Situasi kebangsaan beberapa hari terakhir ini menunjukkan bahwa kita masih mudah terpolarisasi dengan berbagai kepentingan tertentu. Padahal, sebagai negara demokrasi, semua persoalan dapat diatasi melalui jalur konstitusi," demikian pernyataan gabungan ormas kebangsaan dalam siaran pers diterima Kompas.com, Rabu (2/10/2019).

Berbagai peristiwa yang terjadi menunjukkan ketidakdewasaan dalam menyikapi berbagai persoalan. Masyarakat mudah terpancing informasi yang belum benar kepastiannya.

Hal ini tentu saja mengganggu dan mengancam hubungan baik sebagai sesama anak bangsa.

Selain imbauan untuk tidak mudah terprovokasi informasi hoaks, gabungan ormas juga menyampaikan pernyataan sikap lain terkait kondisi di Indonesia.

1. Meminta masyarakat, pemuda, mahasiswa dan pelajar dalam menyampaikan aspirasinya di negara demokrasi untuk tidak mudah terpengaruh dengan ajakan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

2. Masyarakat diminta untuk tetap menjaga keamanan di lingkungan sekitar. Tetap mewaspadai berbagai situasi yang mencurigakan serta yang mengganggu keamanan dan ketertiban umum.

3. Meminta aparat TNI dan Polri untuk tetap bersatu mengkawal seluruh aspirasi masyarakat dan melindungi masyarakat dari berbagai anacaman disintegrasi bangsa. Serta menindak tegas para aktor dan pelaku yang mencoba mengganggu keamanan nasional.

5. Mendukung proses demokrasi sesuai dengan konstitusi yang berlaku.

6. Mengajak seluruh anak bangsa untuk memberikan dukungan kepada TNI dan Polri supaya tegas dan bijak menjaga keamanan dan ketertiban serta dukungan kepada pemerintah agar semua persoalan bangsa dapat diselesaikan dengan cara-cara konstitusi.

7. Mengajak semua elemen bangsa membangun dialog dan kerja sama untuk memperkuat jati diri bangsa demi terwujudnya cita-cita bersama sesuai pembukaan UUD 1945.

8. Mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga keamanan menjelang dan sesudah pelantikan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia Periode 2019-2024 pada 20 Oktober 2019 mendatang sebagai hasil pemilihan presiden yang sah dan demokratis.

Pernyataan sikap yang dibuat pada 1 Oktober 2019 itu ditandatangi para ketua ormas gabungan ormas kebangsaan. Antara lain Ketua Umum ISNU Ali Masykur Musa, Ketua Umum Vox Point Indonesia Yohanes Handojo Budhisedjati dan Ketua Umum Gerakan Kasih Indonesia Pdt Yerry Tawalujan.

Baca juga: 6 Fakta Demo Mahasiswa di Daerah, Bandung Rusuh hingga Hoaks Usai #GejayanMemanggil2

 

Lalu Ketua Umum Asosiasi Pendeta Indonesia (API) Pdt Brigjen TNI Purn Harsanto Adi, Ketua Dewan Pembina Cipta Cendekia Indonesia (C21) Uung Sendana, Ketua Forum Komunikasi Kristiani Pdt Didi S Natha, Ketua Forkom Nawasatu Marthen Napang.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua Umum ISNU Ali Masykur Musa membenarkan pernyataan sikap dari ormas kebangsaan tersebut.

Ali mengatakan, pernyataan sikap itu dibuat untuk mencegah perpecahan bangsa di Indonesia.

"Ini sebagai bentuk keprihatinan kami atas kondisi bangsa Indonesia saat ini," kata Ali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com