Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik Batok Bolu Salatiga, Melawan Mainstream Kota Segitiga Batik

Kompas.com - 02/10/2019, 11:44 WIB
Dian Ade Permana,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi


SALATIGA, KOMPAS.com - Hari Batik Nasional yang diperingati setiap 2 Oktober, menjadi momentum bagi perajin batik 'pinggiran' untuk memperkenalkan karyanya.

Salah satunya, Batik Batok Bolu yang digagas Sri Mulyani, warga Jalan Merbabu RT 04/06 Nobowetan, Noborejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, Jawa Tengah.

Sri yang lama tinggal di Karawang, kembali menetap di Salatiga pada 2017.

Awalnya, dia berbisnis kuliner dengan berdagang donat kentang.

"Tapi hasilnya tidak maksimal, akhirnya saya kepikiran membuat batik," ucap Sri saat ditemui, Rabu (2/10/2019).

Baca juga: Hari Batik Nasional, Ridwan Kamil Kenakan Karya Sendiri, Garuda Kujang Kencana

Namun, menurut Sri, yang menjadi masalah, dia tidak memiliki keahlian membatik sama sekali.

Berbekal video tutorial di Youtube dan panduan seorang teman dari Solo, Sri mulai membuat batik.

"Awalnya asal-asalan, yang penting membuat batik. Tapi ternyata membuat batik tidak boleh asal-asalan, karena batik tidak hanya sekadar menggoreskan lilin malam ke kain. Ada filosofi dan nilai yang terkandung," kata Sri.

Dalam kondisi kebingungan, Sri bertemu Siswoyo, sesepuh di Desa Noborejo.

Dia diberi arahan untuk membatik sesuai nilai-nilai yang terkandung dalam buku sejarah desa yang berjudul Batok Bolu Isi Madu.

Kemudian, dia pun mulai belajar soal sejarah desa dan menetapkan Batok Bolu sebagi corak besar dalam karya batiknya.

Hasilnya, karya Sri menjadi satu dari sekian banyak jenis batik yang meramaikan Hari Batik Nasional 2019.

"Alhamdulilah, setelah membatik Batik Batok Bolu, pesanan mulai berdatangan. Batik Batok Bolu pun saya patenkan pada 2018," ujar Sri.

Selain dari Pemkot Salatiga, pesanan yang datang berasal dari Dumai, Pekanbaru, Bali, dan Semarang.

Baca juga: Pegawai dan Mahasiswa Pakai Batik Memperingati Hari Batik Nasional

Sri mengatakan, batik Salatiga memiliki daya saing dengan batik dari kota segitiga batik, yakni Pekalongan, Solo, maupun Yogyakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com