Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasutri Ini Naik Motor 140 Km, Cari Makam Kakek yang Jadi Korban PKI di Madiun

Kompas.com - 02/10/2019, 08:32 WIB
Muhlis Al Alawi,
Khairina

Tim Redaksi

 

MADIUN, KOMPAS.com — Siang itu, pasangan suami istri, Yanto Eko Cahyono dan Puji Sartomartuti mendatangi Monumen Kresek (Monumen Kekejaman PKI) yang berada di Desa Kresek, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (0/10/2019).

Bukan tanpa maksud. Pasutri asal Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta datang jauh-jauh ke Monumen Kresek hendak mencari makam dan data tentang kakeknya, Inspektur Polisi Suparbak.

Insp. Pol. Suparbak merupakan satu dari 17 korban kekejaman PKI tahun 1948 yang gugur di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Nama Suparbak terpampang dalam nama-nama korban kekejaman PKI tahun 1948 di Monumen Kresek.

"Saya sengaja datang kesini menumpang sepeda motor menempuh jarak sekitar 140 kilometer dari Yogya untuk mencari sejarah kakek kami yang tewas dibantai PKI," ujar Yanto kepada Kompas.com di Monumen Kresek, Selasa (1 /10 /2019).

Baca juga: Hari Kesaktian Pancasila, Tragedi G30S/PKI dan Hari Berkabung Nasional

Untuk melacak sejarah sang kakek, Yanto bersama istrinya sengaja datang ke Monumen Kresek bertepatan dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Selasa (1/10/2019).

Bahkan, sehari sebelumnya, pasutri asal Yogya itu sudah tiba di Madiun. 

Tentang riwayat sang kakek, Yanto (52) bercerita, dahulu sebelum menjadi korban pembantaian PKI, Insp Pol Suparbak merupakan salah satu komandan kepolisian di Madiun.

Suparbak berurusan dengan PKI gara-gara saat mengendarai sepeda motor menyerempet pagar rumah seorang tokoh PKI. 

"Cerita dari bapak saya, sebelum dibunuh PKI, kakek menyerempet pagar rumah tokoh PKI saat mengendarai sepeda motor. Pascakejadian itu, kakek saya dicari lalu dibunuh," ungkap Yanto.

Tak hanya itu,  rumah kakeknya juga dibakar. Sedangkan lokasi pembunuhan kakeknya berada di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun. 

Baca juga: Hari Kesaktian Pancasila, Ini 3 Tempat Mengenang Kejadian G30S/PKI

Menurut Yanto, pasca-kakeknya ditangkap PKI, seluruh keluarga mengungsi di Cepu, Kabupaten Blora Jawa Tengah.

Di tempat pengungsian, keluarga hanya mendapatkan kabar, sang kakek sudah dibunuh orang-orang PKI dan rumahnya sudah dibakar. 

Hanya saja, hingga 71 tahun berlalu, keluarga tidak mengetahui makam tempat dikuburkannya jasad sang kakek Suparbak.

Keluarga hanya mengetahui, Suparbak menjadi korban kekejaman PKI seperti yang terpampang dalam Monumen Kresek. 

Keluarga besar Suparbak sudah berupaya mencari rekam jejak almarhum sebelum dibunuh PKI.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com